Dalam pendampingan pengolahan kopi yang telah kami lakukan, yaitu dengan inovasi, mulai dari pascapanen kopi, pemilahan kopi yang berkualitas, serta cara mengolahnya sesuai standar pengolahan yang baik sehingga kopi yang dihasilkan berkualitas dan ci
Sumbawa Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, melakukan pendampingan petani kopi di Desa Rarak, Kecamatan Brang Rea, karena pengembangannya sampai sekarang belum dilakukan secara maksimal.

“Dalam pendampingan pengolahan kopi yang telah kami lakukan, yaitu dengan inovasi, mulai dari pascapanen kopi, pemilahan kopi yang berkualitas, serta cara mengolahnya sesuai standar pengolahan yang baik sehingga kopi yang dihasilkan berkualitas dan ciri khasnya dapat dipertahankan,” kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Pemkab Sumbawa Barat, Slamet di Sumbawa Barat, Jumat.

Desa Rarak Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, memiliki potensi kopi yang berkualitas.

Baca juga: NTB ingin promosikan kopi Sumbawa dan Lombok

Kopi Rarak dikenal memiliki kualitas kopi yang baik, mempunyai aroma dan ciri khas ketika dinikmati, tetapi potensi kopi di desa yang berada di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut (MDPL) tersebut belum berkembang karena pengolahannya masih menggunakan cara dan pola tradisional.

Sekitar 500 kepala keluarga yang berada di tiga dusun di desa tersebut belum bisa mengembangkan bisnis kopi secara baik, bahkan belum bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Kopi biasa dijual hanya di sekitar warga desa dan dinikmati sendiri.

Menurut Slamet, perlu upaya lebih meningkatkan kualitas, hasil produksi, dan mem-branding Kopi Rarak sesuai standar kualitas pengolahan kopi yang baik.

Pendampingan tersebut dalam rangka pelaksanaan proyek perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II angkatan XIV tahun 2019.

Di samping melihat secara langsung cara pengolahan kopi secara tradisional, pendampingan juga diisi dengan riset dan pertukaran informasi antara warga desa dengan pemerintah daerah dalam hal ini dinas Pertanian dan Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan KSB.

Baca juga: Kopi sumba; terenak se-Indonesia berkat LIPI

Menurut Slamet, proses pengolahan yang dilakukan oleh warga Rarak secara tradisional bisa menjadi nilai jual atau branding yang mempunyai ciri khas tersendiri yang berpengaruh pada aroma dan cita rasanya, bahkan dapat menjadi kopi khas Sumbawa Barat.

Menurut dia,  agar berkualitas dan nilai jualnya tinggi, kopi harus diseleksi terlebih dahulu pada saat panen, memastikan proses pascapanennya berjalan baik, dan memastikan bahwa kopi ini adalah kopi organik tanpa campuran apapun.

Salah satu pelaku usaha kopi di desa Rarak, Kaharuddin AL yang akrab disapa Eros, berharap bantuan dari pemerintah untuk membesarkan usaha yang digelutinya saat ini. Bantuan berupa kemasan yang baik, alat pengolahan yang modern tanpa mengurangi ciri khas dan cita rasanya.

“Saya maunya seperti pengusaha kopi lainnya yang sudah sukses mempromosikan dan menjual kopinya sampai luar daerah. Selama dua tahun ini saya sudah memproduksi kopi siap minum sekitar 900 bungkus, tapi itu dijual di sini saja dan diminum sendiri,” kata Eros.

Baca juga: Gandeng kedai kopi lokal, Javaroma akan lebarkan bisnis

Harapan Eros dalam mengembangkan kopi ini sangat besar, serta meminta kepada pemerintah daerah untuk memberikan bantuan kemasan yang bagus, izin usaha dan label Halal.

Harga untuk satu bungkus kopi Robusta adalah Rp50 ribu per 400 gram sementara kopi luwak Rp70 ribu per 400 gram.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan KSB yang diwakili oleh Kepala Bidang Koperasi, Apriadi mengatakan pendampingan yang dilakukan staf ahli dan dinas terkait ini akan bermuara kepada pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat sehingga akan mensejahterakan masyarakat di Rarak.

Baca juga: Jokowi dorong produk unggulan lokal masuk pasar nasional

Pihaknya akan membantu para petani dan pelaku usaha kopi di Desa Rarak Ronges, sehingga mendapat izin, label Halal dan pengemasan serta penjualan secara luas. Tetapi harus dengan kualitas yang baik sehingga semakin lama akan semakin maju.

“Kami berharap warga di sini dapat membuka wawasannya, agar mengolah kopi ini lebih besar dengan cara higienis dan modern.

"Hal tersebut akan meningkatkan jumlah produksi dan menjaga kualitas kopi,” tutur Apriadi.
 

Sinergi kreatif kembangkan kopi Indonesia

Pewarta: Riza Fahriza/Feryal Mukmin Pertama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019