Serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas minyak utama Arab Saudi selama akhir pekan lalu menghapus 5,7 juta barel produksi minyak mentah setiap hari.
New York (ANTARA) - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena pasar tetap khawatir tentang kemungkinan kekurangan pasokan.

Meskipun Menteri Energi Arab  Saudi Abdulaziz bin Salman mengatakan pada Selasa (17/9/2019) bahwa pasokan minyak akan sepenuhnya pulih pada akhir September, analis mengatakan rendahnya kapasitas cadangan global saat ini tetap menjadi perhatian bagi investor dan mendukung harga minyak.

Serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas minyak utama Arab Saudi selama akhir pekan lalu menghapus 5,7 juta barel produksi minyak mentah setiap hari. Jumlah tersebut menyumbang lebih dari setengah dari total produksi negara Saudi, atau lebih dari lima persen dari total produksi dunia.

Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik tipis 0,02 dolar AS menjadi menetap pada 58,13 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November bertambah 0,8 dolar AS menjadi ditutup pada 64,4 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca juga: Harga minyak terus menurun, setelah Saudi janji pulihkan produksi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019