Jenis-jenis cabai yang dijual oleh pedagang-pedagang Pasar Puring ini berasal dari lokal, Jawa dan Bali,
Pontianak (ANTARA) - Harga cabai rawit di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, seperti terpantau di Pasar Puring, Siantan, melonjak dan saat ini mencapai Rp80.000 per kilogram.

Harga cabai rawit yang sebelumnya saat normal sekitar Rp35.000 per kilogram, namun kini naik lebih dari 100 persen atau mencapai Rp80.000 per kilogram,” ujar satu di antara pedagang Pasar Puring, Yanti di Pontianak, Jumat.

Ia menyebutkan kenaikan harga terjadi dalam seminggu terakhir dan hal itu didorong oleh kurangnya pasokan cabai lokal.

“Tidak ada harga pasti untuk cabai, karena selalu berubah-ubah kenaikan harganya, kenaikan harga cabai ini dikarenakan kurangnya pasokan cabai lokal dan tingginya ongkos menanam cabai,” kata dia.

Selain dikarenakan tingginya ongkos menanam cabai, faktor hujan juga menjadi penyebab kenaikan harga cabai.

“Jenis-jenis cabai yang dijual oleh pedagang-pedagang Pasar Puring ini berasal dari lokal, Jawa dan Bali,” kata dia.

Selain cabai rawit banyak juga bahan-bahan pokok yang naik di Pasar Puring, seperti daging ayam ras yang biasa harganya berkisar Rp23.000 per kilogram kini sudah mencapai Rp29.000 per kilogram.

‘’Dalam beberapa hari terakhir daging ayam terus mengalami kenaikan sebesar Rp1.000 per hari. Biasanya harga ayam Rp23.000 hingga Rp25.000 per kilogram, tetapi pada saat ini harga ayam sudah mencapai Rp29.000/ kilogram,” ujar pedagang ayam Pasar Puring, Hendi.

Ia memperkirakan kenaikan harga daging ayam ini disebabkan karena mahalnya harga pakan dan bibit ayam, sehingga para peternak terpaksa menaikkan harga jual ayam hidup.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik(BPS) Kalbar mencatat komoditas cabai berkontribusi tertinggi terhadap terjadinya inflasi di Kota Pontianak pada September 2019 lalu.

Pada September lalu inflasi di Kota Pontianak sebesar 0,28 persen. Sedangkan untuk inflasi tahunan di Kota Pontianak, Januari September 2019 sebesar 2,15 persen.

Pewarta: Dedi / Managang, Yayuk
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019