Suara ledakan yang katanya dari tabung gas, sebenarnya berasal dari mushola yang sudah lebih dulu terbakar. Saat warga menyiram air, kompornya meledak
Jakarta (ANTARA) -
Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DKI Jakarta menilai kecil kemungkinan kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah di Kampung Dalam Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (9/10), akibat kebocoran regulator gas.
 
"Terlalu cepat Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur menyimpulkan kebakaran akibat kebocoran selang regulator gas," kata Petugas Bidang Elpiji Hiswana Migas DKI Jakarta, Herry Susanto, kepada ANTARA di Jakarta, Kamis siang.
 
Pernyataan tersebut, kata dia, telah menarik perhatian PT Pertamina untuk mengevaluasi kembali kegiatan sosialisasi keamanan elpiji yang saat ini sedang intensif digelar di berbagai daerah di Indonesia.
 
Pertamina telah meminta Hiswana Migas DKI Jakarta untuk melakukan penelusuran di lokasi kebakaran terkait fakta pemicu kebakaran yang membuat 240 warga di RT04 dan RT05 Kampung Dalam Cawang mengungsi akibat kehilangan rumah tinggal.
 
Menurut Herry tidak ada kesaksian warga terkait kebocoran regulator tabung gas di lokasi kebakaran.

Baca juga: Tenda pengungsi kebakaran Cawang peroleh listrik darurat PLN

Baca juga: Saat 'si jago merah' mengamuk di Kampung Dalam Cawang

Baca juga: Tenda pengungsi korban kebakaran Cawang didirikan usai pemadaman
 
"Suara ledakan yang katanya dari tabung gas, sebenarnya berasal dari mushola yang sudah lebih dulu terbakar. Saat warga menyiram air, kompornya meledak," katanya.
 
Selain itu, Kampung Dalam Cawang yang tergolong hunian padat bangunan, masih memiliki banyak ventilasi di setiap rumah penduduk.
 
"Biasanya warga akan mencium bau gas kalau udaranya tidak ada lubang ventilasi. Kalau ada ventilasi gas bocor akan hilang dengan sendirinya terbawa udara. Gas ini kan adanya di bawah, sepanas apapun tabung gas tidak akan pecah," katanya.
 
Pernyataan itu juga diperkuat dengan fakta di lapangan bahwa tidak ada tabung gas yang meledak.
 
"Kecil kemungkinan ini kebocoran regulasi tabung gas. Kesaksian warga lebih mengarah ke korsleting arus listrik dari rumah di RT04 nomor 2," katanya.
 
Herry menambahkan sejak 2017 kasus kebakaran di wilayah Jakarta yang dipicu kebocoran tabung gas relatif menurun berkat kegiatan sosialisasi yang masif digelar di tataran rumah tangga.
 
"Kejadian ledakan kompor gas sudah menurun sejak 2017. Sudah sangat jarang kejadian itu Kebanyakan rumah di DKI dapurnya kurang ventilasi, tapi sekarang pengguna sudah mulai paham," katanya.
 
Pernyataan terkait dugaan pemicu kebakaran akibat korsleting listrik juga dibenarkan oleh salah satu warga RT04 Nomor 56, Sahat Patorangan Purba.
 
"Rumah di sebelah saya ini sudah bau tiner cat sejak jam 16.30 WIB, bahkan sesekali saya mencium bau kabel terbakar. Tapi saya belum sadar itu kebakaran," katanya.
 
Menjelang azan maghrib, asap dari lantai dua rumah tetangganya yang berjarak 1 meter mulai turun dan menyebar ke dalam ruang tamu rumah Sahat.
 
"Memang di lantai dua rumah itu ada bohlam 5 watt yang menyala terus menerus, jarang dimatikan. Saya juga sudah konfirmasi ke pemilik rumah, kemungkinan dari korsleting listrik di lantai dua," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019