Arahan yang disampaikan Presiden Jokowi adalah bahwa semua pejabat dalam kondisi seperti ini untuk memberlakukan pengamanan dasar.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta pengamanan terhadap pejabat negara ditingkatkan untuk menyikapi insiden penusukan yang menimpa Menkopolhukam Wiranto.

"Ketika kejadian, kebetulan saya sedang dengan Presiden dan Pak Mensesneg. Presiden langsung memberikan arahan," katanya, usai menjenguk Wiranto, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis malam.
Baca juga: Wiranto selesai jalani operasi selama 3 jam

Arahan yang disampaikan Presiden Jokowi adalah bahwa semua pejabat dalam kondisi seperti ini untuk memberlakukan pengamanan dasar.

Di era Presiden Jokowi sekarang, diakui politikus PDI Perjuangan itu, banyak pejabat setingkat menteri dan sebagainya yang tidak mau mendapatkan pengawalan untuk pengamanannya.

"Karena sekarang ini di era Pak Jokowi, banyak para pejabat menteri dan sebagainya tidak mau dikawal, enggak mau pake pengawalan," katanya pula.
Baca juga: Wapres JK: Pengawalan menteri sudah sesuai standar

Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto menunjukkan bahwa ancaman terhadap keselamatan pejabat negara itu riil dan telah dipersiapkan.

"Apa yang terjadi di Pandeglang memperlihatkan bahwa sel-sel jaringan itu ada, sehingga Presiden telah meminta kepada kita, Setneg dan Seskab untuk segera mengoordinasikan pengamanan terhadap pejabat negara," katanya.

Kendati pengamanan ditingkatkan, Pramono mengatakan tidak perlu berlebihan, melainkan sebagai bentuk kewaspadaan.
Baca juga: Kapolda Jatim perintahkan jajarannya tingkatkan keamanan

Menkopolhukam sekaligus Ketua Umum PP PBSI Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal saat melakukan kunjungan kerja di Pandeglang, Banten pada Kamis siang.

Akibat penyerangan tersebut, Wiranto dikabarkan terkena dua tusukan di perut dan sempat dirawat di RSUD Berkah, Pandeglang, kemudian dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019