Makassar (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, M Iqbal Samad Suhaeb mengatakan, pihaknya siap mereplikasi program Revitalisasi Pemukiman Kumuh dan Lingkungannya/Revitalising informal Settlement and their Environments (RISE) yang digagas Monash University dan para mitra.

"RISE Project ini di wilayah percontohan Kelurahan Batua, patut diapresiasi dan menjadi contoh untuk dikembangkan di wilayah lain di Makassar dengan menggunakan dana APBD," kata Iqbal disela peresmian fasilitas sanitasi di pemukiman Batua, Makassar, Sabtu.

Baca juga: Bursa inovasi desa Pasaman Barat ditampilkan untuk pengembangan daerah

Dia mengatakan, wilayah kumuh yang sebelumnya rawan banjir dan belum memiliki MCK yang layak untuk standar kesehatan, kini sudah memiliki sistem sanitasi dengan septik tank baru yang bersifat komunal.

Karena itu, lanjut dia, fasilitas bantuan sanitasi dari pendanaan Asian Developmen Bank (ADB) dan pendampingan dari Monash Sustainable Development Institute, Monash University bersama mitranya Universitas Hasanuddin dan stakeholder terkait dapat dimanfaatkan dan dijaga masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Baca juga: Pemerintah targetkan jumlah desa wisata capai 10 ribu pada 2020

Sementara itu, Profesor Diego Ramirez-Lovering dari Fakultas Seni, Desain dan Arsitektur Monash University mengatakan, program ini berbeda dengan program lainnya, karena programnya adalah solusi berbasis alam yang melengkapi sistem air tradisional yang terpusat.

"Ini adalah sistem yang sangat sederhana yang didasarkan pada media pasir dan kerikil, serta tanaman untuk air bersih. Ini sudah dibangun bersama masyarakat Batua, sehingga memahami cara kerjanya dan merasakan rasa kepemilikannya untuk memeliharanya terus," katanya.

Baca juga: Mendes: dana desa tahun 2020 difokuskan untuk pengembangan wisata

Hal itu dibenarkan Vice President ADB Bambang Susantono pada kesempatan yang sama mengatakan, selaku donor RISE project bertujuan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat penerima manfaat di dua negara yakni Suva, Fiji dan Makassar, Indonesia.

Dukungan itu menggunakan tiga pendekatan yakni pendidikan pentingnya menjaga kesehatan dengan pendekatan alam, pendekatan partisipasi dan pendekatan berbasis komunitas.

Menurut Dr Ihsan Latoief dari RISE yang memimpin pembangunan dan perbaikan infrastruktur di wilayah Batua, kegiatan ini melibatkan pria, wanita, pemuda dan anak-anak untuk merancang infrastruktur bersama para peneliti RISE.

Selain itu, di wilayah dampingan ini juga dilakukan intervensi kesehatan dengan mengambil sampel air tanah, nyamuk, darah dan tinja dari kalangan anak-anak dan dewasa, termasuk mengukur suhu untuk mengetahui jenis hewan yang masih dapat hidup di wilayah itu.

Pada peresmian RISE Project itu turut hadir Konjen Australia Mr Richard Mathews dan para pejabat Forkopimda Makassar untuk bersama-sama melakukan peninjauan fasilitas dampingan RISE Project.

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019