Grays (ANTARA) - China pada Jumat meminta Inggris agar mengganjar "hukuman berat" bagi mereka yang terlibat dalam kematian 39 orang, yang diyakini adalah warga negara China, yang ditemukan di truk kontainer di dekat London.

Kepolisian sedang menginterogasi si sopir yang dicurigai melakukan pembunuhan.

Autopsi 11 jasad dimulai saat polisi dan tim forensik berupaya mengidentifikasi kematian tersebut, bagaimana mereka tewas dan siapa yang terlibat dalam dugaan jaringan perdagangan manusia.

Reserse masih menginterogasi sopir truk berusia 25 tahun, yang ditangkap setelah ditemukan mayat di belakang truk pendinginnya di kawasan industri di dekat London pada Rabu (23/10) dini hari.

Pria Irlandia Utara itu belum teridentifikasi secara resmi, namun sumber yang akrab dengan penyelidikan menyebutkan namanya sebagai Mo Robinso yang berasal dari daerah Portadown.

Pihak kepolisian nantinya akan memutuskan apakah akan menuduhnya melakukan pelanggaran, membebaskannya atau meminta waktu lebih lama kepada pengadilan untuk menginterogasinya.

Kamis (24/10) sore, otoritas Inggris memindahkan 11 korban --dari keseluruhan  31 pria dan delapan perempuan-- ke kamar mayat rumah sakit dari lokasi yang aman di dermaga dekat kawasan industri Grays, sekitar 30 km timur London, lokasi jasad-jasad itu ditemukan.

Baca juga: 39 Jasad di dalam truk pendingin di dekat London diyakini WN China
 
Para aktivis antirasisme berpartisipasi dalam kegiatan perkabungan di luar gedung kementerian imigrasi di London, Inggris, Kamis (24/10/2019), setelah 39 jenazah ditemukan di sebuah truk kontainer pada Rabu (23/10/2019).  ANTARA/REUTERS/Hannah McKay/tm 


Polisi mengatakan proses identifikasi jasad akan memakan waktu sementara autopsi dilakukan untuk memastikan penyebab sebenarnya kematian korban.

"Ini penyelidikan terbesar yang harus ditangani Kepolisian Essex dan kemungkinan memakan waktu lama untuk menyimpulkan ini semua," kata Kepala Kepolisian Essex, Ben-Julian Harrington.

Kedutaan Besar China di London mengatakan pihaknya telah mengirim tim ke Essex. Sementara itu, juru bicara Kementerian China, Hua Chunying, mengatakan polisi belum dapat memverifikasi kewarganegaraan para korban.

"Kami berharap pihak Inggris dapat secepatnya mengoonfirmasi dan memverifikasi identitas para korban, memastikan apa yang terjadi dan menjatuhkan vonis berat untuk mereka yang terlibat dalam kasus tersebut," katanya saat konferensi pers.

Sumber: Reuters

Baca juga: 16 marinir AS ditangkap terkait dugaan perdagangan manusia

Baca juga: Pernikahan modus baru sindikat internasional perdagangan manusia

Baca juga: Polisi tangkap WN Tiongkok pelaku perdagangan manusia modus pernikahan

 

Bareskrim Polri Tangkap 10 Tersangka Perdagangan Manusia

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019