Boyolali (ANTARA News) - Harga cengkih di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah belakangan ini naik akibat menurunnya produksi komoditas ini pada musim panen sekarang. Ny. Juminten (50), pedagang besar di Kecamatan Musuk, Boyolali, Jumat, mengatakan, produksi cengkih musim panen Agustus-September tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2007 sehingga harus rajin mengumpulkan cengkih dari petani sedikit demi sedikit. "Setiap musim panen cengkih saya rutin memasok pabrik rokok lokal sekitar 20 ton hingga 25 ton per minggu. Namun, panen bulan ini hanya sekitar enam ton per minggu," kata Juminten. Berkurangnya stok cengkih di pasar setempat menyebabkan harga komoditas ini naik menjadi Rp55 ribu/kg dari sebelumnya Rp50 ribu/kg. Untuk cengkih basah ditawarkan Rp19 ribu/kg, sedangkan di tingkat petani sekitar Rp15 ribu-Rp16/kg. Menurut Juminten, turunnya produksi cengkih di tingkat petani juga diakibatkan karena hama penyakit sehingga bunga cengkih tidak tumbuh dengan baik. Banyak tanaman cengkih terserang hama sehingga bunga tidak keluar atau gagal panen akibatnya, pada musim panen ini pasokan ke konsumen, terutama pabrik rokok di Jateng dan Jatim, berkurang. Sekretaris Kamar Dagang Indonesia Daerah (Kadinda) Boyolali, Priyandono, mengatakan, pada musim kemarau bulan ini, sedikit banyak juga memengaruhi pertumbuhan tanaman cengkih. Pedagang setempat yang mampu memasok cengkih kering ke pabrik rokok rata-rata dua hari sekali dan selama bulan ini hanya sepekan sekali. Mereka harus mengumpulkan cengkih dari beberapa petani kemudian baru dikirim ke kosumen karena panennya hanya sedikit. Kabid Perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Boyolali, Juaris, mengatakan, tanaman cengkih mengalami panen raya selama tiga hingga empat tahun dan kalau bukan bertepatan dengan siklusnya, panennya akan sedikit. "Karena bukan bertepatan dengan siklus panen raya, hasil panen petani tidak maksimal," katanya. Panen raya cengkih di Boyolali pada tahun 2007 mencapai 335 kg per hektarenya. Luas areal tanaman cengkih di Boyolali saat ini mencapi 839,87 hektare dengan produksi sekitar 159 ton. Sentra tanaman cengkih di antaranya Kecamatan Musuk, Cepogo, Ampel, Mojosongo, dan Selo. Tanaman cengkih di Boyolali merupakan perkebunan rakyat sehingga cara penanamannya tidak tertata dengan baik pada satu lahan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008