Surabaya (ANTARA News) - M. Tauhed Supratman, penyair asal Pamekasan, Madura, Jawa Timur (Jatim), menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul "Rapsodi, Mawar dan Gerimis; Sepilihan Sajak Cinta". "Puisi-puisi dalam buku ini banyak bercerita mengenai kelabunya cinta yang saya tulis sejak 2003 hingga 2006," kata Tauhed kepada ANTARA News di Surabaya, Senin. Ia menjelaskan, selain sejumlah sajak, pada buku itu, Tauhed juga menyuguhkan puisi bercerita yang diakuinya seabagai karya pertamanya dalam prosa liris dengan judul, "Rapsodi Si Leta". Pada puisi itu, si Aku yang malang dengan kepapaannya sedang berharap cinta dari seseorang dalam kedukaan. Meskipun berkisah tentang cinta dalam hubungan lain jenis, namun Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Madura (Unira) Pamekasan itu, banyak menautkan dengan keilahian. Oleh karena itu, ia banyak menyelipkan ungkapan-ungkapan ulama, seperti dari kitab "Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin" karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan novel "Di Bawah Lindungan Ka`bah" karya Buya Hamka. Sementara dari 27 puisi lainnya, Tauhed yang kumpulan puisinya banyak diterbitkan di Surabaya maupun di Madura itu, menampilkan kelabunya cinta dalam gambaran mawar dan gerimis. Buku Rapsodi bersampul dasar kuning dengan hiasan merahnya mawar itu, diterbitkan pertama kali tahun 2008 oleh Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unira. Rapsodi artinya adalah sanjungan yg berlebihan. Penyair dari Bogor, Diah Hadaning yang memberi pengantar kumpulan puisi itu mengemukakan bahwa dari buku ini dirinya seakan memandangi diam-diam suatu ruangan lembab yang hanya dihiasi satu warna, kelabu. "Kelabu nuansa, kelabu rasa, kelabu kata. Ada kesenduan mendalam mendominasi puisi-puisi ini. Gambaran trasparan `derita cinta` anak manusia yang mengharap pencerahan," katanya. Menurut dia, bagi si penyair, cinta merupakan bagian jiwa raga yang mengisi perjalanan hidup dan proses kreatifnya. Namun demikian, masalah keadilan, lingkungan hidup, derita sosial dan perjuangan untuk perubahan juga bertebaran di dalamnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008