Untuk pemasangan PLTS Terpusat off grid diperlukan Penetapan Wilayah Usaha oleh Menteri ESDM atas usulan gubernur setempat
Jakarta (ANTARA) - Desa-desa terpencil di seluruh Indonesia akan segera teraliri listrik dengan cara tiga pendekatan pembangunan jaringan yang sedang disusun oleh pemerintah.

Dalam upaya untuk memberikan akses listrik kepada masyarakat, tiga pendekatan dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yaitu pertama pendekatan on grid, kedua pendekatan micro-grid off, dan ketiga adalah pemasangan solar home system/PLTS portable/Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).

Keterangan yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, menyebutkan pemerintah melalui Kementerian ESDM terus berkomitmen untuk menyediakan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang terjangkau, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Hingga September 2019, Rasio Elektrifikasi (RE) di Indonesia mencapai 98,86 persen, naik sekitar 0,56 persen dari Desember 2018 sebesar 98,3 persen.

Kepala Sub Direktorat Penyiapan Usaha Ketenagalistrikan Ferry Triansyah menjelaskan ketiga pendekatan tersebut dinilai efektif untuk meningkatkan elektrifikasi.

Pertama, pendekatan on grid diperuntukan untuk desa yang berdekatan dengan desa berlistrik, pendekatannya adalah melalui ekspansi power grid. Hingga Triwulan III tahun 2019, kapasitas terpasang pembangkit listrik adalah sebesar 66,46 GW yang dibangun oleh PLN, Independent Power Producer (IPP), serta Private Power Utility (PPU). Kedua, pendekatan off grid, diperuntukan bagi desa dengan jarak antar-rumah tangga yang berdekatan tetapi jauh dari jaringan listrik sehingga dapat dilakukan dengan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat off grid dengan total kapasitas mencapai 50 MW. Pendekatan ini dilakukan untuk pedesaan yang belum berkembang, terpencil, desa perbatasan atau pulau kecil yang berpenduduk.

"Untuk pemasangan PLTS Terpusat off grid diperlukan Penetapan Wilayah Usaha oleh Menteri ESDM atas usulan gubernur setempat, lalu kemudian Menteri ESDM memberikan penugasan kepada badan usaha yang telah memiliki Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL)," tambah Ferry.

Ketiga, pemasangan solar home system/PLTS portable atau LTSHE yang diperuntukkan bagi warga di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), yang letaknya jauh dari jangkauan listrik dan belum menikmati listrik sama sekali.

"Berbeda dengan pemasangan PLTS Terpusat, pemberian bantuan LTSHE diberikan untuk desa yang KK-nya berjauhan dan jauh dari jaringan listrik, dan desa tersebut belum menikmati listrik sama sekali. Lebih dari 359 ribu rumah tangga telah menerima bantuan LTSHE sejak tahun 2017 hingga 2019," pungkas Ferry.

Baca juga: Pengamat harapkan pencapaian rasio elektrifikasi perhatikan kualitas

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019