Aktivitas perkantoran di Jailolo berlangsung sebagaimana biasanya karena warga telah kembali ke masing-masing rumah. Hanya saja gempa susulan masih berlangsung sehingga masyarakat trauma
Ambon (ANTARA) - Warga Jailolo di, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara (Malut), masih trauma setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,1 yang terjadi pada Jumat dinihari pukul 01.17 WIT karena masih terjadi gempa susulan.

Salah seorang warga Jailolo , Viky Dasmasella saat dihubungi dari Ambon, Jumat mengatakan, masyarakat setempat sudah kembali dari dataran tinggi pascagempa magnitudo 7,1. Namun, gempa susulan dengan guncangan bervariasi hingga Jumat siang mengakibatkan mreka trauma.

"Aktivitas perkantoran di Jailolo berlangsung sebagaimana biasanya karena warga telah kembali ke masing-masing rumah. Hanya saja gempa susulan masih berlangsung sehingga masyarakat trauma," katanya.

Dia mengakui, gempa magnitudo 7,1 guncangannya terasa sangat kuat sehingga warga Jailolo berlarian ke dataran tinggi karena khawatir terjadi tsunami, menindaklanjuti peringatan dini BMKG.

"Guncangan gempa sangat kuat sehingga masyarakat khawatir terjadi tsunami karena magnitudo 7,1 terjadi gelombang pasang tersebut, " kata Viky.

Disinggung kerusakan, dia menjelaskan terjadi keretakan rumah - rumah warga serta fasilitas umum maupun sosial yang sedang didata BPBD.

"Guncangan gempa kuat tersebut pasti menimbulkan keretakan bangunan dan masih dihimpun datanya," ujar Viky.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengutip laporan dari BPBD Malut menyatakan kondisi daerah-daerah yang terdampak gempa dengan magnitudo 7,1 berangsur normal pada Jumat.

"Situasi Kota Bitung di Sulawesi Utara dalam kondisi normal. Namun masih ada masyarakat yang bertahan di tempat tinggi karena ada gempa susulan. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam siaran persnya.

Ia juga mengutip laporan Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Barat Imron Loloroi bahwa BPBD terus melakukan patroli dan pendataan di lapangan setelah gempa mengguncang Malut.

Aktivitas warga di Kota Ternate juga dilaporkan sudah kembali normal dan menurut informasi yang diterima BNPB, belum ada laporan dari warga kota mengenai kerusakan dan korban akibat gempa.

BPBD Kota Ternate masih intens melakukan pemantauan sambil berkomunikasi dengan aparat Kelurahan Mayau, Kecamatan Batang Dua, serta pulau lain di wilayah terluar Kota Ternate yang berdekatan dengan pusat gempa. Kelurahan masih mendata kerusakan akibat gempa.

Menurut laporan BPBD Kota Ternate, warga yang semalam menjauh dari pantai pada Jumat pagi ini mulai berangsur kembali ke rumah.

BNPB mencatat ada dua orang di Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate, yang terluka akibat gempa. Di Ternate, gempa menimbulkan kerusakan ringan pada enam rumah dan dua gereja.
​​​​​​
"Upaya yang terus dilakukan yaitu melakukan koordinasi dengan BMKG, BPBD kabupaten dan kota serta sektor terkait untuk mengidentifikasi korban kerusakan dan kerugian akibat gempa bumi. Di samping itu, posko telah didirikan di Jalan Hasan Esa Takoma, Ternate," kata Agus.

BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami dan mengakhirinya pada Jumat pukul 03.45 WIT.

Sampai pukul 06.59 WIB, BMKG telah mencatat 74 aktivitas gempa susulan di Laut Maluku Utara setelah gempa dengan magnitudo 7,1.

Baca juga: Usai gempa Jailolo, pengidap jantung di Minahasa Tenggara meninggal

Baca juga: Pascagempa, BPBD Malut nyatakan belum ada kerusakan dan korban jiwa

Baca juga: BMKG catat 74 aktivitas gempa susulan pascagempa M 7,1 di Malut

 

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019