Makassar (ANTARA) - Pihak Kejaksaan Negeri Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan menerangkan lokasi ledakan merupakan bekas penimbunan sisa pemusnahan bahan peledak (bom ikan) atau detonator yang disita beberapa waktu lalu.

"Titik ledakan itu kan teman-teman sempat saksikan saat pemusnahan detonator yang digali ke dalam tanah yang kemudian di semen beberapa waktu lalu," tutur Kepala Seksi Intel Kejari Parepare, Amiruddin kepada wartawan, Selasa.

Ia mengatakan ledakan tersebut bisa saja dari detonator yang di musnahkan beberapa waktu lalu, namun penyebab pastinya belum bisa disebutkan, karena belum diketahui pemicunya apa dan masih diselidiki polisi.

"Kalau ilmunya kesana kami tidak tahu pemicu ledakannya, kami tidak tahu itu," kata Amiruddin menjawab pertanyaan awak media di kantor Kejari setempat.

Meski demikian, ia menyebutkan, dari data Pidana Umum (Pidum) Kejari Parepare, ada 400 lebih detonator yang sudah dimusnahkan kala itu.

"Sesuai data, ada sekitar 400 lebih (detonator) dan juga ada pada tahun sebelumnya itu, tahun 2017 (dimusnahkan). Tadi, kebetulan saya tidak di lokasi (saat ledakan) karena lagi sidang. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa," tuturnya.

Usai terjadi ledakan, tim Gegana Batalyon B Pelopor Brimob Polda Sulsel turun langsung melakukan identifikasi ledakan di kantor Kejaksaan Negeri Parepare.

Ledakan besar yang menggegerkan warga itu diduga merupakan bekas barang bukti peledak atau detonator yang dimusnahkan beberapa waktu.

Sebanyak empat orang dari tim Gegana Brimob Polda Sulsel melakukan identifikasi atau olah Tempat Kejadian Perkara di halaman kantor setempat persis di belakang rumah dinas pegawai Kejari Parepare.

Kapolres Pare-Pare AKBP Budi Susanto kepada wartawan di lokasi kejadian menuturkan, untuk kasus ini sementara menunggu hasil identifikasi tim Gegana Polda Sulsel.

"Untuk sementara kita masih menunggu identifikasi dari Gegana, karena hanya tim Gegana yang bisa menyimpulkan ledakan ini berasal dari apa, lokasi pun sudah kita beri garis polisi untuk mensterilkan lokasi," tutur Budi.

Baca juga: Diduga detonator hasil pemusnahan meledak di kantor Kajari Pare-pare

 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019