Kami ingin meningkatkan sumber daya manusia yang mumpuni di bidang tersebut
Jakarta (ANTARA) - Universitas Pancasila (UP) membuka
​​​Program Studi Teknik Perkeretaapian untuk menjawab tantangan perkembangan transportasi modern perkotaan berbasis rel dengan menyinergikan akademisi dan praktisi di bidang perkeretapian.

"Kami ingin meningkatkan sumber daya manusia yang mumpuni di bidang tersebut," kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila (FTUP) Dr Ir Budhi M Suyitno di sela-sela acara lokakarya dengan tema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Pembangunan Transportasi Perkotaan Berbasis Rel di Universitas Pancasila Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pihaknya sudah menyiapkan kerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (Maska), PT Inka, PT Adi Karya dan lainnya.

Menteri Perhubungan era pemerintahan Abdurahman Wahid itu lebih lanjut mengatakan nantinya dosen-dosennya berasal dari dalam UP sendiri dan juga dari luar UP seperti Maska dan dunia industri.

Untuk itu, sebutnya, bagi masyarakat yang ingin menimba ilmu perkeretaapian bisa ke kampus yang terletak di Jalan Raya Lenteng Agung Jakarta Selatan tersebut.

Saat ini, katanya, Prodi Perkeretapian baru ada program D3 saja di bawah Kementerian Perhubungan.

Baca juga: Tujuh KA baru berangkat dari Gambir dan Pasar Senen

Sementara itu Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof Wahono Sumaryono menegaskan pengajar-pengajar untuk Prodi Teknik Perkeretaapian sudah siap dan sarana dan prasarana juga sudah memadai.

"Kami perlu membuka prodi-prodi baru sesuai dengan permintaan tuntutan jaman," jelasnya.

Ke depan, kami juga menyiapkan program studi baru yang sesuai dengan tuntutan pembangunan.

Sebelumnya Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Dr (HC) Ir Siswono Yudo Husodo mendukung penuh pembukaan Jurusan Teknik Perkeretaapian di kampus tersebut.

"Sampai hari ini untuk angkutan jarak jauh barang tidak ada yang lebih efisien dari kereta api. Begitu juga untuk angkutan manusia tidak ada yang lebih murah dari kereta api," ujar Calon Wapres pada Pilpres 2004.

Menurutnya, semua negara yang sukses ekonominya mempunyai jaringan kereta api yang luas. Seperti China sekarang membangun rel kereta api ke segala penjuru yang bermuara dari pelabuhan untuk jalur ekspor maupun impor.

Baca juga: Gunakan Gapeka 2019, empat stasiun KA berubah nama

Selain itu negara India juga demikian, Amerika serikat juga membangun jalur rel kereta api dari timur ke barat melalui daerah pertanian dimana hasil kebun langsung masuk gerbong menyambung ke rel kereta api untuk sampai ke pelabuhan.

Tetapi Indonesia saat ini masih dari belum menggunakan angkutan rel kereta api, sehingga ongkosnya menjadi mahal.

Jadi jangka panjang nanti Indonesia adalah pembangunan kereta api yang menjangkau semua jaringan.

Baca juga: Longsor Cicurug, KA tetap beroperasi normal

 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019