kita ingin anak-anak memiliki pengalaman rescue
Surabaya (ANTARA) - Siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Surabaya, Jawa Timur, diwajibkan untuk mengikuti program pelatihan rescue atau upaya penyelamatan mulai Januari 2020.

"Kita tidak minta ada musibah dimanapun. Tapi kita ingin anak-anak memiliki pengalaman rescue," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memberikan keterangan pers di ruang kerjanya, Kamis.

Menurut dia, tujuan adanya program pelatihan rescue bagi anak-anak adalah untuk memberikan bekal penyelamatan, sebagai antisipasi jika terjadi bencana. Kegiatan ini nantinya di bawah koordinasi Dinas Pendidikan.

Baca juga: Simulasi tanggap bencana diperkenalkan pada siswa kelompok bermain

Ia menjelaskan pihaknya akan memberikan training khusus kepada para pelatih yang akan memberikan pelatihan rescue terhadap anak-anak, mulai dari cara memegang ban, naik perahu karet maupun sekoci.

Wali Kota Risma mengatakan Pemkot Surabaya saat ini telah menyiapkan kolam renang yang terletak di wilayah Jambangan untuk program pelatihan rescue anak-anak.

"Nanti jadwal sekolah-sekolahnya kita buat bergilir sekolah negeri dan swasta. Jadi, sekolah akan mengirim siswa secara bergantian," katanya.

Para pelatih tersebut berasal dari petugas Linmas, Satpol PP dan Pemadam Kebakaran (PMK). Bagi siswa perempuan, nantinya akan dilatih pelatih perempuan, demikian juga sebaliknya. Saat ini sudah ada 10 petugas yang telah siap menjadi pelatih. Mereka terdiri dari enam orang dari jajaran Linmas dan empat orang dari PMK, yang semuanya laki-laki.

Wali Kota Risma menyebut latihan rescue bagi anak-anak merupakan kegiatan ekstra kurikuler, namun sifatnya wajib. Anak-anak yang phobia kedalaman air akan ditangani secara khusus. Sementara itu, apabila ditemukan anak yang mempunyai bakat di cabang olah raga tersebut nantinya akan dikembangkan.

"Latihannya mulai pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB, dibagi dalam dua shif. Tapi, kalau memungkinkan lebih pagi juga kita buat itu. Sementara ini, kolam renang ini kita prioritaskan melatih anak-anak," katanya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengatakan Pemkot Surabaya tidak hanya menyiapkan program pelatihan rescue bagi anak-anak. Bahkan, seragam dan peralatan juga telah disiapkan. Selain itu, bagi siswa yang berlatar belakang keluarga tidak mampu nantinya akan ditanggung juga.

"Anak-anak tidak perlu minta orang tuanya, kalau mampu tidak apa-apa. Tapi kalau tidak mampu, semuanya akan kita siapkan supaya tidak memberatkan orang tuanya," katanya.

Baca juga: Siswa SLB belajar tanggap bencana

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019