Kalau dibangun dengan konstruksi konvensional, sawah dan irigasi teknis pasti habis
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono menilai pembangunan jalan tol akses Pelabuhan Patimban dengan konstruksi layang melindungi areal persawahan di wilayah sekitarnya.

"Kalau dibangun dengan konstruksi konvensional, sawah dan irigasi teknis pasti habis," ujar Menteri Basuki dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan bahwa adanya pembangunan jalan baru, biasanya diikuti oleh pertumbuhan pesat kegiatan warga seperti permukiman dan pertokoan. Oleh karena itu Kementerian PUPR membuat jalan tol tersebut dengan konstruksi layang.

Baca juga: Jokowi sebut Pelabuhan Patimban senilai Rp29 triliun sesuai harapan

Jalan akses Pelabuhan Patimban dibangun dengan menggunakan tiga metode konstruksi yang sebagian besar elevated (jalan layang). Hal ini dikarenakan kondisi tanah di sekitar lokasi berupa persawahan dengan kontur tanah yang lunak. Ketiga konstruksi dibangun terdiri dari pile slab sepanjang 5,9 Km, flyover sepanjang 1,6 kilometer, dan flexible pavement sepanjang 0,7 kilometer.

Menteri PUPR juga mendorong agar pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Patimban sepanjang 8,2 kilometer dapat selesai tepat waktu sesuai target kontrak pada April 2020.

Mengingat ketersediaan infrastruktur jalan sangat krusial untuk menunjang Pelabuhan Patimban yang akan menjadi pelabuhan internasional terbesar di Indonesia selain Pelabuhan Tanjung Priok.

Selain itu Kementerian PUPR juga tengah mempersiapkan pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan Pelabuhan Patimban dengan Jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cipali) sepanjang 29,8 kilometer dari eksiting Subang. Saat ini sudah ada pemrakarsa Akses Tol Pelabuhan Patimban yakni konsorsium antara PT Jasa Marga, PT Surya Semesta Internusa, PT Daya Mulia Turangga dan PT Jasa Sarana dengan nilai investasi sekitar Rp6,35 triliun.

Progres pembangunan akses tol ini telah memasuki finalisasi dokumen studi kelayakan, basic design, row plan, Amdal, serta dokumen perencanaan pengadaan tanah dari pemrakarsa ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk persiapan proses lelang.

Selanjutnya pemrakarsa melakukan studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) yang direncanakan mulai Januari 2020. Konstruksi ditargetkan akan mulai dibangun pada 2021 dan selesai pada 2024.

Baca juga: Presiden targetkan akses jalan ke Pelabuhan Patimban rampung Juni 2020
Baca juga: Presiden Jokowi ingin jadikan Patimban sebagai pelabuhan hub otomotif

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019