Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, menegaskan sikap pemerintah Indonesia tetap memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan bagi Palestina menyusul Proposal Perdamaian Timur Tengah atau Middle East Peace Plan yang digagas Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

"Prinsipnya, Indonesia tetap pada sikapnya yaitu membela Palestina sesuai prinsip yang dianut; dengan adanya proposal yang baru itu, soal proposal Trump tentang Palestina," kata Ma'ruf, di Kantor Wakil Presiden, di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Rancangan resolusi DK PBB tekankan kepentingan Palestina

Untuk dapat mewujudkan keadilan bagi rakyat Palestina, dia mengatakan, Indonesia tidak dapat bekerja sendirian sehingga diperlukan kerja sama dari negara-negara lain untuk menghadapi proposal yang disebut sebagai Deal of the Century.

"Masalahnya, Indonesia tentu tidak mungkin sendirian. Jadi sekarang tentu bagaimana Indonesia mengajak bersama-sama untuk menghadapi Proposal itu dengan negara-negara lain. Itu yang jadi masalah sekarang. Ini sedang dalam proses perundingan di PBB," katanya.

Baca juga: Indonesia kecam Israel sebagai penghambat perdamaian Timur Tengah

Sementara itu, Perwakilan Tetap Indonesia untuk PBB di New York, Dian Triansyah Djani, mengadakan pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB untuk menyatakan dukungan bagi Palestina.

"Kita mengharapkan adanya perdamaian di Timur Tengah. Hasil akhirnya, Palestina yang berdaulat dan pengakuan terhadap hak-hak Palestina," kata Djani, di Jakarta.

Baca juga: Presiden Palestina bakal bicara di DK PBB tentang rencana perdamaian

Indonesia menyerukan agar masyarakat internasional menghormati solusi dua negara dalam satu wilayah atau two-state resolution, termasuk juga Resolusi 242 dan 2334, yang mengutamakan kedaulatan bagi Palestina dan Israel agar dapat hidup berdampingan secara damai sesuai garis perbatasan 4 Juni 1967.

Sebelumnya, pada akhir Januari lalu, Trump mengatakan telah menemukan solusi yang menurutnya dapat digunakan untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina. Trump menyebut proposal perdamaian itu sebagai langkah yang saling memenangkan kedua belah pihak.

Baca juga: PM: Palestina takkan terima berlanjutnya status quo

"Visi saya menghadirkan kesempatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, sebuah solusi realistis terkait dua negara yang memecahkan solusi atas risiko kenegaraan Palestina dan keamanan Israel," kata dia.

Beberapa poin yang dikemukakan pemerintah Amerika Serikat dalam Proposal Perdamaian Timur Tengah itu antara lain pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota penuh Israel sementara Palestina akan mendapatkan Yerusalem bagian timur sebagai ibu kota, serta pengakuan Amerika Serikat terhadap kedaulatan Israel sesuai dengan peta konsep Trump.

Baca juga: Indonesia minta Australia dukung proses perdamaian Palestina-Israel

"Palestina berada dalam kemiskinan dan kekerasan, dieksploitasi oleh mereka yang ingin menggunakannya sebagai pion untuk meningkatkan terorisme dan ekstremisme. Mereka layak mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik," kata Trump.

Proposal itu ditolak sepenuhnya dari otoritas Palestina. Wakil Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Taher Ahmad, mengatakan penolakan didasarkan atas suara masyarakat Palestina.

"Masyarakat Palestina, baik umat muslim maupun kristen, serta kepemimpinan kami, menolak perjanjian itu," kata Ahmad, di Jakarta.

Baca juga: Dubes Palestina: proposal perdamaian AS tidak Solusi Dua Negara

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020