Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan penyediaan selter atau tempat penampungan sementara bagi korban bencana yang mengungsi di daerah tidak sepenuhnya mengandalkan dukungan pemerintah.

"Penyediaan selter ini juga bisa kita harapkan menjadi salah satu upaya dari masyarakat yang mungkin saja lahannya merupakan lahan publik," katanya di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan balai desa, masjid, gereja, dan pura yang berada di tepi pantai bisa difungsikan menjadi selter saat ada kejadian bencana mengingat keterbatasan kemampuan pemerintah untuk membangun tempat penampungan sementara pengungsi di seluruh daerah.

"Apalagi jika melihat kebutuhan selter di sepanjang ratusan kilometer pantai barat Sumatera," kata dia.

Kawasan yang rawan menghadapi gempa dan tsunami seperti pantai selatan Pulau Jawa, bagian timur Indonesia termasuk Sulawesi, Maluku, Palu, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur juga luas. Pemerintah tidak mungkin bisa menyediakan tempat penampungan di seluruh wilayah tersebut.

"Kalau sebanyak itu tentu tidak mungkin," katanya.

Oleh karena itu, BNPB menawarkan fasilitasi bagi lembaga/instansi maupun pendonor yang ingin membantu menyediakan selter di daerah rawan gempa dan tsunami.

Baca juga:
ACT berencana bangun ICS untuk korban banjir bandang di Lebak
Padang butuh tambahan selter

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020