Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi finansial (fintech) Tanamduit siap mendukung penjualan Sukuk Negara Ritel seri SR012 kepada investor dengan masa penawaran 25 Februari 2020 hingga 18 Maret 2020.

Tanamduit telah dipercayai oleh Kementerian Keuangan untuk menjadi salah satu mitra distribusi resmi penjualan Surat Berharga Negara (SBN), sejak pertama kali SBN ditawarkan secara daring pada Mei 2018 lalu.

"Sebagai mitra distribusi penjualan SR012, kami memberikan pilihan instrumen investasi yang lebih luas kepada nasabah. Harapannya dengan menghadirkan SR012, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan sekaligus aktif berkontribusi dalam pembangunan nasional," kata Co-Founder dan Direktur Tanamduit Muhammad Hanif dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pada akhir Februari lalu secara resmi telah mengumumkan dimulainya masa penawaran Sukuk Ritel seri SR012.

Berbeda dengan reksa dana yang memiliki untung dan rugi, pemerintah menetapkan kupon atau imbal hasil Sukuk Ritel SR012 sebesar 6,3 persen per tahun. Besaran kupon bersifat tetap atau "fixed rate".

Sukuk Ritel seri SR012 dapat diperdagangkan dan memiliki tenor selama tiga tahun, atau akan jatuh tempo pada 10 Maret 2023.

Sukuk Negara Ritel (Sukuk Ritel) ialah produk investasi yang ditawarkan oleh pemerintah kepada investor individu Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai instrumen investasi yang aman, mudah, terjangkau, dan menguntungkan.

Proses pembelian SR012 dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yakni pendaftaran atau registrasi akun di platform Tanamduit, memesan produk SR012, pembayaran melalui dompet digital atau melalui transfer bank dan konfirmasi.

Menurut Hanif, SR012 memiliki imbal hasil yang menarik sehingga berpeluang diburu investor. Sejumlah keuntungan yang dapat diperoleh seperti pokok dan imbalan yang dijamin oleh negara, tingkat imbalan kompetitif yang lebih tinggi dari rata-rata tingkat bunga deposito perbankan, tingkat imbalan tetap, dan dapat dijual di pasar sekunder.

Dengan modal awal investasi minimal Rp1 juta, lanjut Hanif, masyarakat dapat mendukung pembiayaan pembangunan nasional, serta akses investasi SR012 ini sesuai dengan prinsip syariah sehingga halal dan bebas riba.

Prinsip syariah karena Sukuk Ritel SR012 menggunakan akad ijarah "asset to be leased". Sukuk Ritel dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur maysir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai syariah melalui fatwa oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor 76/DSN-MUI/VI/2010.

"Hal itu pula yang membuat Kementerian Keuangan memberikan penghargaan sebagai mitra distribusi (Midis) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) terbaik kedua ketegori non-bank pada 2019,” ujar Hanif.

Hingga akhir 2020, pemerintah akan menerbitkan enam seri SBN ritel baik konvensional maupun syariah, dan tradable dan non-tradable. Sepanjang tahun ini Kemenkeu menargetkan Rp40 triliun hingga Rp60 triliun penerbitan SBN ritel.

Sepanjang 2019, pemerintah telah mengumpulkan Rp49,89 triliun dari penerbitan SBN ritel. Pada akhir Januari 2020 lalu, pemerintah telah menerbitkan SBN ritel jenis konvensional Savings Bond Ritel seri SBR009 dengan realisasi penerbitan Rp2,25 triliun.



Baca juga: Pemerintah jual SR012 dengan tingkat imbalan 6,3 persen
Baca juga: Pemerintah jual sukuk negara ritel seri SR-011
Baca juga: Pemerintah tetapkan hasil penjualan sukuk ritel ST006 Rp1,45 triliun

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020