Semarang (ANTARA News) - Tugu Muda Semarang yang dibangun pada masa Gubernur Jawa Tengah Budiyono dan diresmikan oleh Presiden RI pertama Soekarno pada 20 Mei 1953 dimaksudkan untuk mengenang heroisme pejuang Semarang melawan penjajah Jepang. Bangunan ini sampai sekarang masih berdiri tegak di tengah persimpangan Jalan Sutomo, Jalan Pandanaran, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Soegiyapranoto, Bambang Soenardi (73), pelaku sejarah dan tinggal di daerah Genuk, Semarang di Semarang, Minggu. Bambang yang masih kelihatan bugar dengan lima anak, dan enam cucu ini menjelaskan, para pejuang dari Semarang (waktu itu) pantang menyerah, penjajahan Jepang dilawan sampai titik darah penghabisan, dan heroisme masyarakat setempat ketika melawan penjajah dikenal sebagai pertempuran lima hari dari tanggal 14-18 Oktober 1945. Menurut dia, Tugu Muda Semarang berbentuk lilin mengandung makna semangat juang para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan RI tidak akan pernah padam. Pada kaki tugu ini terdapat relief yang menggambarkan kesengsaraan rakyat Indonesia saat adanya penjajahan Jepang. Tugu Muda Semarang ini, katanya, oleh Pemprov Jateng dijadikan salah satu di antara beberapa daya tarik wisata yang ada di Kota Semarang. Selain bangunan tugu tersebut, beberapa gedung-gedung lama peninggalan Belanda yang ada di sudut-sudut Kota Semarang, dan kini ada yang dijadikan hotel, rumah tinggal dan perkantoran juga dijadikan salah satu daya tarik wisata bagi daerah ini. "Gedung-gedung tua itu, kini dijadikan salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah ini," katanya. Gedung-gedung lama itu di antaranya dapat ditemui di sekitar Johar dalam jumlah yang masih banyak. Karena banyaknya gedung-gedung tua ini, maka kawasan Johar disebut juga sebagai "Kawasan Kota Lama", katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009