Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah akun di media sosial Twitter mengunggah informasi mengenai orang-orang di China yang berebut mendapatkan Al Quran dan mulai mempelajarinya.

Unggahan itu mencatut alasan orang-orang itu belajar membaca Al Quran setelah masyarakat Uighur dan suku lain yang mayoritas memeluk agama Islam tidak tertular virus corona.

Pemilik akun, dalam unggahan pada Kamis (12/3), mencatutkan pula video berdurasi 45 detik yang menggambarkan bagaimana suasana ketika sejumlah warga menerima sebuah buku.

Berikut narasi dalam unggahan itu:

"Setelah mereka tahu orang-orang Uyghur dan suku-suku di sinchiang yang mayoritas muslim tidak tertular corona.
Kini orang-orang di China berebut-rebut untuk mendapatkan Alquran dan mulai belajar membacanya dan belajar mengerti artinya. 
Subhannallah
"

Namun, benarkah masyarakat China berebut Al Quran agar tidak tertular virus corona seperti suku Uighur?
 
Tangkapan layar unggahan hoaks tentang masyarakat China yang diklaim berebut Al Quran agar terhindar dari virus corona sebagaimana suku Uighur. (Twitter)



Penjelasan:

Penelusuran ANTARA menemukan video yang memperlihatkan sejumlah warga China diklaim menerima kitab itu bukan Al Quran melainkan Al Kitab. 

Video tersebut telah lama diunggah oleh sebuah situs tentang misionaris Kristen di dunia bernama Gospel Prime pada 19 Maret 2013 yang ditulis oleh Jarbas Aragon.

Dalam artikel itu, Aragon mengatakan sejumlah masyarakat Kristen di China menerima salinan Al Kitab untuk pertama kali.

Aragon juga menuliskan pemerintah China melarang penjualan salinan kitab-kitab suci.

Dengan demikian, unggahan akun media sosial Twitter itu tentang warga China yang berebut Al Quran untuk dipelajari dan dibaca adalah hoaks.

Klaim : Orang-orang China berebut Al Quran
Rating : Salah/Disinformasi

Cek fakta: Xi Jinping minta umat Islam berdoa untuk China

Cek fakta: Disinformasi, Menag ingin Bahasa Mandarin syarat lulus madrasah aliyah

Baca juga: Islam dalam pusaran wabah corona

Pewarta: Tim JACX
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2020