merasa tidak pantas tarian yang terkesan erotis itu dipertontonkan secara terbuka pada siang hari
Garut (ANTARA) - Sejumlah kalangan warga di Kabupaten Garut, Jawa Barat menyesalkan adanya kegiatan tarian yang terkesan erotis dengan menampilkan beberapa perempuan berpakaian minim saat acara Garut Culture Fest di Lapangan Ciateul, Kabupaten Garut saat kondisi darurat wabah Virus Corona.

"Ya, saya menyayangkan adanya kegiatan seperti itu di panggung," kata Nur Badhi, warga di Garut, Kamis.

Ia menuturkan, acara Garut Culture Fest itu berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (14-15/3) yang salah satunya dimeriahkan dengan tampilan tarian erotis, kemudian ramai diperbincangkan di media sosial termasuk di sejumlah grup whatsapp warga Garut.

Nur yang menyaksikan langsung peristiwa itu merasa tidak pantas tarian yang terkesan erotis itu dipertontonkan secara terbuka pada siang hari dan disaksikan banyak pengunjung.

"Banyak penonton yang melihat tarian itu," katanya pula.
Baca juga: Empat orang lagi jadi tersangka tarian erotis di Jepara

Warga Garut lainnya Aceng menyatakan sama menyesalkan adanya tarian erotis dalam acara rangkaian Hari Jadi Garut yang dipertontonkan secara terbuka dalam kondisi saat ini sedang darurat wabah Virus Corona.

Seharusnya, kata dia, kegiatan yang mempertontonkan tarian erotis itu tidak perlu ditampilkan di depan umum, karena akan banyak orang yang menilai negatif terhadap acara tersebut.

"Ya, seharusnya jangan ditampilkan, apalagi sedang darurat wabah Corona," katanya lagi.

Pernyataan kecewa terhadap acara tersebut disampaikan juga oleh Wakil Bupati Garut Helmi Budiman yang menilai tarian erotis tidak perlu dipertontonkan, karena tidak sesuai dengan visi misi Kabupaten Garut sebagai Kota Agamis.

"Kabupaten Garut punya visi kita takwa, bagaimana membangun moralitas membangun akhlakul karimah," katanya.

Helmi menyatakan akan memanggil panitia penyelenggara untuk menanyakan terkait acara tersebut, agar ke depan tidak ada lagi muncul kasus serupa di Garut, apalagi Garut memiliki sebutan sebagai Kota Santri.

"Saya menyayangkan supaya tidak terjadi lagi seperti itu, apalagi ini daerah Kota Santri," kata politisi PKS itu pula.
Baca juga: Gubernur Bali larang tarian erotis Joged Bumbung

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020