Gaza (ANTARA) - Dua kasus pertama virus corona telah dikonfirmasi di Jalur Gaza yang berpenduduk padat, kata pejabat kesehatan Palestina pada Minggu.

Dua warga Palestina yang telah melakukan perjalanan dari Pakistan dan memasuki Gaza melalui Mesir telah dites positif terkena virus Sabtu malam dan telah dikarantina di Rafah, sebuah kota dekat perbatasan Mesir, sejak kedatangan mereka pada hari Kamis, kata kementerian kesehatan Gaza.

Sekolah, pasar umum, dan aula acara semuanya telah ditutup di Gaza selama dua minggu terakhir untuk meminimalkan risiko penularan virus corona.

Daerah kantong pantai, berukuran 375 kilometer persegi (145 mil persegi) adalah rumah bagi sekitar dua juta warga Palestina dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi.

Blokade yang dipimpin Israel telah membatasi pergerakan orang dan barang selama bertahun-tahun.

Pekan lalu Hamas mengatakan akan mengizinkan pasien yang membutuhkan perawatan medis mendesak di luar Gaza untuk menyeberang ke Mesir atau Israel. Menurut kementerian kesehatan Palestina, 53 orang kasus virus corona telah dikonfirmasi di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel.

Otoritas Palestina pada Kamis (5/3) mencatat tujuh kasus virus corona di Tepi Barat yang diduduki.

Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaileh saat konferensi pers mengatakan bahwa tujuh warga Palestina dinyatakan positif tertular virus corona.

"Tujuh warga Palestina kini menjalani karantina," katanya.

Al-Kaileh menuturkan bahwa otoritas sudah memutuskan untuk menerapkan rencana darurat di Kota Bethlehem dan Yericho.

Dengan demikian, seluruh lembaga pendidikan dan pusat pelatihan di Kota Bethlehem akan ditutup selama 14 hari.

Seluruh masjid dan gereja, termasuk Gereja Kelahiran Bethlehem, juga akan ditutup selama dua pekan, yakni masa virus akan memperlihatkan gejalanya.

Sebelumnya pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan status darurat di Kota Bethlehem dan Yericho di Tepi Barat terkait kasus dugaan virus corona.

Menurut Kementerian, satu hotel di Bethlehem sedang dikenai karantina setelah ada sejumlah kasus dugaan corona.

Virus corona, yang nama resminya disebut COVID-19, menyebar ke lebih dari 80 negara.

Sebagai bagian dari upaya untuk membendung wabah virus corona, banyak pemerintah yang menutup perbatasannya dan menghentikan sementara perjalanan darat maupun udara ke dan dari negara paling terdampak, seperti Korea Selatan, Italia dan China.

WHO, yang telah menyatakan wabah corona sebagai darurat kesehatan internasional, pekan lalu menaikkan level risiko global ke tingkat sangat tinggi.

Sumber: Reuters
Baca juga: Palestina catat tujuh kasus corona di Tepi Barat
Baca juga: Otoritas Palestina larang turis asing ke Tepi Barat karena corona

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020