Jakarta (ANTARA News) - Seperti demikian banyak pencinta fiksi di China, ketika Sa Rina ingin membaca, perempuan itu berpaling ke dua layar komputer di mejanya dan bukan membaca buku yang sesungguhnya.

Sebenarnya, perempuan yang berusia 26 tahun tersebut nyaris tak dapat mengingat kapan terakhir kali ia membeli buku.

"Saya hampir tak pernah membeli buku sejak ... sekitar 2003. Saya telah membaca melalui Internet dalam beberapa tahun belakangan," kata Sa, seorang sekretaris di perusahaan media kebudayaan di Hohhot, ibukota Wilayah Otonomi Pedalaman Mongolia di China, kepada wartawan kantor berita resmi China, Xinhua.

"Dengan satu klik tetikus, setiap cerita atau informasi yang saya ingini kapan saja atau di mana saja tersedia," kata perempuan tersebut. Itu mungkin menjelaskan dengan baik mengapa demikian banyak orang di China sekarang memilih untuk merangkul daya-tarik Internet dibandingkan dengan membaca salinan buku atau bahan bacaan apapun.

Menurut survei nasional kelima mengenai kebiasaan membaca oleh China Research Institute of Publishing Science (CRIPS) pada penghujung 2008, angka kebiasaan membaca Internet di China naik dengan cepat menjadi 36,5 persen, lebih tinggi untuk pertama kali daripada 34,7 persen buku cetak.

Suka atau tidak ! Komputer dan Internet mengubah secara dramatis cara orang China membaca --atau setidaknya begitulah dalam kasus Sa.

Yang pertama dilakukan Sa di meja kantornya setiap pagi ialah menyalakan komputernya dan berselancar di Internet, membaca berita dan pesan. "Saya dapat mengakses jauh lebih banyak informasi melalui Internet dibandingkan dari surat kabar," katanya.

Bagi Sa, Internet adalah perantara yang jauh lebih baik untuk menemukan buku yang diingininya.

"Jika anda menjadi anggota terdaftar satu jaringan membaca, anda dapat menyusun koleksi dan arsip buku elektronik anda sendiri, yang membuatnya jauh lebih mudah bagi saya untuk menemukan buku yang telah saya jelajahi," katanya.

"Anda dapat juga menemukan buku yang sangat terbatas, membaca kajian mengenai semua itu, dan mengirim komentar," kata Sa. "Alasan lain saya menikmati membaca online sangat banyak ialah semua cerita selalu diperbarui."

Meskipun sebagian orang menikmati kenyamanan membaca melalui jejaring dan sangat berlimpah keterangan di Internet, banyak orang lagi berpendapat Internet telah merusak kenikmatan dan seni membaca buku yang sesungguhnya.

"Membaca melalui Internet cenderung cepat dan dangkal, dan saya ragu bahwa orang dapat dengan baik menyerap apa yang mereka baca online," kata Song Heping, penggemar berat buku cetak.

"Saya mencintai pengalaman membaca buku cetak, bahkan aroma buku atau majalah menyenangkan. Anda takkan memperoleh pengalaman yang sama di Internet," kata Song.

Terlebih lagi, kesanggupan untuk menemukan buku yang mempesona di toko buku tak dapat ditiru di Internet, kata Song.

"Memegang buku cetak dan membacanya di lingkungan yang tenang dan menyenangkan adalah kesenangan yang luar biasa dalam hidup," kata Han Xu, Wakil Pemimpin Redaksi "Da Jia", majalah sastra kenamaan di China.

"Dibandingkan dengan membaca buku elektronik, membaca buku cetak `berjalan agak lamban`," katanya. "Tetapi `kelambanan` adalah tempat kerumitan membaca berada."

Namun Han juga menegaskan membaca online memiliki kepentingan positif yang sangat besar. "Dari sudut pandang jangka panjang, membaca online dapat sangat mendorong perkembangan daftar bacaan."

"Oleh karena itu, buku elektronik adalah pesaing bagus bagi majalah dan buku cetak, semua itu dapat memaksa penerbit tradisional menghasilkan karya bacaan yang berkualitas lebih baik," kata Han.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009