Kendari (ANTARA) - Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Sulawesi Tenggara menargetkan perolehan tujuh medali emas pada Pekan Olahraga (PON) XX/2020 di Papua.

Ketua PODSI Sultra Abdurrahman Shaleh di Kendari, Rabu mengatakan prediksi raihan medali terbuka setelah skuad dayung Sultra merebut tiket PON pada 26 nomor pertandingan.

"Para atlet dan pelatih sudah berlatih keras hingga sukses merebut 26 tiket PON pada babak prakualifikasi beberapa waktu lalu. Merebut tiket PON sudah menjadi modal bagi atlet Sultra," kata Rahman Shaleh yang juga Ketua DPRD Sultra.

Pada PON XIX/2018 Jawa Barat Sultra mengoleksi 5 medali emas, 3 perak dan 4 medali perunggu.

Oleh karena itu, wajar PODSI menargetkan perolehan tujuh medali emas PON Papua dengan syarat utama yang diminta para atlet dan pelatih adalah terpenuhinya sarana latihan dan latihan terpusat segera direalisasikan.

"Lima medali emas yang disumbangkan para atlet dayung pada PON XIX/2018 Jawa Barat setelah menjalani latihan keras selama tiga bulan," katanya.

Artinya, jika latihan terpusat diselenggarakan enam bulan diprediksi tujuh medali emas dan kalau satu tahun terbuka peluang memboyong sembilan atau 10 medali emas.

Baca juga: Pedayung Sultra kantongi 26 tiket ke PON 2020 Papua

Pelatih dayung Sultra Jamaluddin mengatakan prestasi atlet berbanding lurus dengan keseriusan menjalani latihan dan ketersediaan sarana berupa perahu, dayung serta sarana pendukung lainnya.

"Dimana-mana Sultra tersohor karena reputasi para atlet dayung. Sejarah mencatat sesuai fakta yang diukir para legenda dayung Sultra tahun 90-an," kata Jamaluddin atlet Rowing Indonesia.

Itu nostalgia kebanggaan para atlet dayung Sultra yang patut dijadikan motivasi di era kompetisi antar daerah yang semakin ketat.

Akhirnya saya mau menyampaikan bahwa kalau mau merebut tujuh medali emas PON XX dari cabang olahraga dayung yang akan dilombakab September 2020 maka laksanakan latihan terpusat sekarang, kata Jamaluddin.

Baca juga: Peraih medali Asian Games 2018 asal Sultra jadi ASN


Pewarta: Sarjono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020