Jakarta (ANTARA) - Badan Atletik Dunia membuat terobosan dalam bidang lingkungan hidup dengan menargetkan bebas karbon pada tahun 2030, mengingat cabang olahraga ini dianggap meninggalkan jejak emisi yang cukup besar.

"Atletik adalah olahraga berkelas dunia dengan banyak atlet yang datang dari negara-negara paling terdampak oleh perubahan iklim. Bertambahnya zona (iklim) gurun membuat hujan yang dibutuhkan untuk pertanian menjadi berkurang, itu salah satu contohnya," kata Presiden Badan Atletik Dunia Sebastian Coe dalam laporan yang dibuat Reuters, Selasa.

Atletik Dunia berkomitmen untuk memotong emisi karbon sebesar 10 persen tiap tahun, dengan mengurangi jumlah perjalanan dan lebih bergantung pada ahli lokal, termasuk pemberian sanksi bagi bagi penyelenggaraan acara atletik yang tak mengindahkan peraturan tersebut.

Dalam mematangkan rencana ini, Coe mengatakan bahwa ia menerima banyak masukan dari para atlet dan penggemar yang punya harapan agar Atletik Dunia menjadi pemimpin dalam isu lingkungan ini dan mampu memberi dampak positif bagi komunitas yang lebih luas.

Rencana tersebut tertuang dalam sebuah dokumen 66 halaman yang menuliskan bahwa atletik, yang termasuk kejuaraan besar kelas dunia, menghasilkan jejak karbon yang signifikan serta emisi karbon dari aktivitas perjalanan mewakili salah satu masalah lingkungan utama yang berkaitan dengan kegiatan olahraga.

Baca juga: Kejuaraan dunia atletik digelar saat musim panas 2022
Baca juga: Olimpiade ditunda, kejuaraan atletik dunia bisa geser ke 2022
Baca juga: Virus corona paksa kejuaraan dunia atletik indoor ditunda 2021

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020