Jakarta (ANTARA News) - Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali, menyatakan keyakinannya bahwa diperbolehkannya menggunakan KTP untuk memilih dapat menyelesaikan berbagai persoalan mengenai DPT.

"Kami yakin KPU dalam satu dua hari ini bisa menyelesaikan DPT dan salah satu jalan keluarnya adalah penggunaan KTP," kata dia di Jakarta Senin.

Menurut dia, keinginan para pasangan calon presiden dan wakil presiden serta tokoh-tokoh nasional untuk memperbaiki DPT merupakan sifat kenegarawanan mereka.

"Ini untuk kebaikan semua agar tidak terulang pada masa yang akan datang," katanya.

Dia mengatakan, perbaikan DPT bukan hanya untuk kemenangan salah satu Capres, namun untuk kebaikan semua pasangan Capres.

"Jika DPT tidak benar, maka semua calon akan terancam," kata dia.

Sementara itu, mantan calon presiden dari kalangan independen Dedi Mizwar mengatakan, kesalahan DPT bukan hanya sekali ini.

"Menurut saya masalah DPT bukan hanya pada Pemilu presiden dan wakil presiden, tetapi mulai dari Pemilu legislatif," katanya.

Menurut dia, banyak calon legislatif yang dirugikan akibat DPT yang tidak akurat.

Oleh sebap itu, hendaknya masalah DPT pada Pilpres kali ini harus benar-benar diperbaiki, agar kesalahan itu tidak terulang pada Pemilu berikutnya.

Sementara itu, Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor, bisa digunakan untuk pemilih yang tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009