New York (ANTARA) - Minyak mentah AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan ia mendukung perluasan langkah-langkah tertentu untuk meningkatkan ekonomi, sementara Brent lebih rendah di tengah kekhawatiran bahwa pemotongan produksi mungkin tidak cukup.

Kontrak bulan depan untuk minyak mentah West Texas Intermediate AS, yang berakhir pada Selasa (19/5), naik 68 sen per barel, atau 2,1 persen, menjadi menetap di 32,50 dolar AS per barel. Kontrak Juli, diperdagangkan pada volume yang jauh lebih tinggi, ditutup naik 31 sen menjadi 31,96 dolar AS per barel.

Satu bulan yang lalu, kontrak Juni telah didorong ke wilayah negatif menjelang berakhirnya kontrak. "Ini adalah skenario terbaik yang mungkin terjadi menjauh dari harga negatif," kata Bob Yawger, direktur Energy Futures di Mizuho di New York.

Sementara itu, acuan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli ditutup pada 34,65 dolar AS per barel, turun 16 sen atau 0,5 persen.

Minyak telah mengalami reli selama beberapa hari menyusul berbagai pemangkasan produksi dari produsen-produsen utama untuk membatasi pasokan, dan permintaan meningkat ketika pemerintah-pemerintah di seluruh dunia melonggarkan pembatasan pergerakan yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran pandemi virus corona.

Pasar melemah pada awal sesi setelah Mnuchin dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell menghadapi pertanyaan tajam di sidang Senat, tetapi mendapat dorongan lain setelah Mnuchin mengatakan dia bersedia mempertimbangkan untuk memperpanjang dan memodifikasi program pinjaman penggajian untuk usaha kecil.

Harga minyak telah meningkat dalam tiga minggu terakhir karena negara-negara bagian di AS melonggarkan ketentuan penguncian dan produksi global telah menurun.

Penurunan lain pada stok minyak mentah AS dalam data mingguan resmi yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat dapat mendukung harga lebih tinggi, kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York.

Kelompok industri American Petroleum Institute (API) melaporkan penurunan 4,8 juta barel, bersamaan dengan penurunan persediaan bensin. Persediaan distilasi masih naik, mencerminkan permintaan diesel yang melemah.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020