Apa susahnya ketika mobil dalam perjalanan konfirmasi dulu kalau akan dipakai di tempat lain, jangan mobil tiba-tiba dibelokkan
Surabaya (ANTARA) - Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana sepakat Pemkot Surabaya perlu mempunyai mobil laboratorium PCR sendiri untuk keperluan tes cepat dan swab COVID-19 untuk warga di Ibu Kota Provinsi Jatim itu.

"Nanti saya usulkan ke Bu Wali Kota (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) untuk beli sendiri. Kita bisa kok," ujar Whisnu Sakti Buana di Surabaya, Minggu.

Baca juga: BIN tambah mobil lab dan lokasi "rapid test" di Surabaya

Pernyataan Whisnu tersebut menyikapi adanya polemik antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim terkait pengalihan mobil pinjaman BNPB yang mestinya untuk Surabaya tapi dialihkan ke Lamongan dan Tulungagung oleh Satuan Gugus Tugas COVID-19 Jatim.

Menurut Whisnu, tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi mengenai mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR) itu karena semua bertujuan baik yakni sama-sama untuk kepentingan masyarakat.

Baca juga: DPP PDIP sarankan kedepankan gotong royong hadapi pandemi COVID-19

"Tapi memang perlu koordinasi yang lebih intensif. Apa susahnya ketika mobil dalam perjalanan konfirmasi dulu ke pemkot kalau akan dipakai di tempat lain, jangan mobil tiba-tiba dibelokkan," katanya.

Namun demikian, kata dia, persoalan itu tidak perlu dibesar-besarkan karena saat ini pemerintah sedang berkejaran melawan virus corona.

Baca juga: Akhirnya, mobil laboratorium PCR pinjaman BNPB beroperasi di Surabaya

Apalagi saat ini masih dalam suasana Idul Fitri sehingga semua pihak diharapkan saling menahan diri dan saling memaafkan.

Untuk itu, Whisnu mengajak warga Surabaya untuk gotong-royong mencegah penularaan dan penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) menyusul masih tingginya kasus baru positif COVID-19 di Surabaya.

Baca juga: Pemkot Surabaya didorong beli mobil PCR seharga Rp10 miliar

Berdasarkan laman lawancovid-19.surabaya.go.id pada 30 Mei 2020 disebutkan secara komulatif warga terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 2.495 orang, pasien dalam pengawasan PDP 3.021 orang dan orang dalam pengawasan (ODP) 3.697 orang.

Baca juga: Terkait mobil PCR, Gugus Tugas Jatim sebut ada miskomunikasi

Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti sebelumnya mendorong Pemkot Surabaya membeli mobil laboratorium PCR yang harganya diperkirakan Rp10 miliar dengan menggunakan APBD Surabaya.

"Penganggaran juga bisa cepat. Untuk pengadaan tetap sesuai pedoman pengadaan barang dan jasa. Semua proses bisa cepat jika pemkot yakin dan sepakat itu memang urgen dan dibutuhkan warga Surabaya di masa pandemi ini," katanya.

Baca juga: Gugus tugas Jatim jelaskan kronologis bantuan mobil laboratorium PCR

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020