Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menggelar pertemuan dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-Beom guna belajar kesuksesan penyelenggaraan pemilihan umum di tengah pandemi COVID-19.

"Belajar dari Korea Selatan inilah tadi kami mengundang duta besar Korea Selatan, beliau banyak memberikan masukan," kata Mendagri Tito Karnavian di Jakarta, Senin.

Korea Selatan kata dia sukses menyelenggarakan pemilu legislatifnya meski ketika itu sedang berada dalam situasi puncak pandemi COVID-19.

Baca juga: Mendagri minta kepala daerah segera cairkan NPHD pilkada
Baca juga: Kementerian diminta tindak lanjuti rekomendasi KPK soal BPJS Kesehatan


"Pemilu legislatif nasional di Korea Selatan terlaksana pada tanggal 15 April lalu, tapi tahapan-tahapannya sudah dimulai dari Januari, Februari, Maret pada saat puncak pandemi di Korea dan justru angkanya sedang meningkat pada saat itu,” kata dia.

Bahkan, Korea Selatan mampu mencatatkan partisipasi pemilih tertinggi meski sejak sejak pemilu 1992, yakni sebesar 96,6 persen.

"Jadi tertinggi semenjak tahun 1992, itu menarik sekali dan kemudian berlangsung juga aman tanpa ada ledakan kasus COVID,” ucap Tito.

Dubes Korea Selatan menurut dia memberikan beberapa masukan untuk penyelenggaraan Pemilihan kepala daerah serentak 2020, diantaranya perlunya dukungan publik yang sangat tinggi untuk pesta demokrasi tersebut.

Kemudian, pentingnya menerapkan protokol-protokol kesehatan yang dilakukan, termasuk mengakomodasi hak pilih dari pemilih yang positif COVID-19, orang-orang yang sedang masa karantina serta bagi para pemilih umum.

"Bagaimana penggunaan alat protektif, kemudian jenis-jenis proteksi apa yang dipakai pada saat pemilihan umumnya, dan lain sebagainya,” katanya.

Duta Besar Kim Chang-Beom menyampaikan harapannya agar kesuksesan pemilu di tengah pandemi bisa terulang pada Pilkada 2020.

"Pada hari ini juga saya juga menyampaikan harapan kami agar pilkada yang akan diselenggarakan di Indonesia tanggal 9 Desember nanti dapat berlangsung secara sukses, aman dan juga dengan partisipasi yang sangat tinggi,” kata Kim Chang-Beom.

Dia mengatakan butuh kepercayaan publik, aksi solidaritas, kolaborasi untuk saling menjaga diri, melakukan protokol kesehatan, dan dukungan semua pihak untuk keberhasilan pilkada.

"Bagi Indonesia tentu perlu sebuah keyakinan dan kepercayaan dan juga kerja sama bersama gotong-royong untuk menunjukkan sebuah model baru, sebuah model sukses pilkada dan pemilu kepada dunia,” ujarnya.

Baca juga: BIN: COVID-19 bisa turunkan partisipasi pemilih Pilkada
Baca juga: Pilkada serentak kedepankan prinsip demokratis jaga stabilitas Pemda
Baca juga: KPU Bengkulu usul beri asuransi ke penyelenggara Pilkada

 

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020