Jakarta (ANTARA) - Grup Kangen Band ternyata pernah menjadi bahan penelitian oleh seorang profesor di Monash University Malaysia.

Emma Baulch dan studinya soal Kangen Band yang terbit di jurnal akademis International Journal of Culture Studies muncul ke permukaan setelah tweet "Tell Me Something I Don’t Know" diunggah pengguna Twitter.

Tweet ini menyatakan bahwa Kangen Band pernah menjadi subyek penelitian akademisi Emma Baulch yang merupakan seorang periset dan associate professor/profesor madya/lektor kepala Monash University, Malaysia. Dalam keterangan yang rilis Warner Music Indonesia, Kamis, tweet tersebut mendapat 4,2 ribu retweets dan 6,7 ribu likes.

Baca juga: Andika Mahesa bisnis sampingan jual beras selama pandemi virus corona

Baca juga: Andika Mahesa bantah bangkrut karena pandemi virus corona


Dalam artikel yang berjudul "Longing Band Play at Beautiful Hope" tersebut, Emma menuliskan soal bagaimana masyarakat mengkonsumsi lagu dan panggung Kangen Band, serta bagaimana Kangen Band mendapatkan label pop Melayu yang dianggap sebagai pembeda kelas musik pop Indonesia di awal 2000-an. Pada awal karir Kangen Band, Emma mengatakan bahwa lagu-lagu mereka sudah hadir di ruang publik seperti mal, siaran radio, dan dijual di emperan. Kontrak dengan Warner Music Indonesia disebut Emma terbukti sukses melambungkan Kangen Band dari band yang tak dikenal menjadi bintang pop pada pertengahan 2000-an.

Album Tentang "Aku, Kau, dan Dia" (2007) sebelumnya sudah beredar luas dalam format bajakan. Di artikel itu, Kangen Band dinyatakan tidak memiliki imej yang bisa ditelusuri di awal karirnya. Video-video tak resmi mereka tidak menggambarkan siapa itu Kangen Band. Kontrak dengan Warner Music Indonesia berhasil menguak siapa saja personel Kangen Band, lewat video-video klip yang diproduksi.

Tren Ring Back Tone (RBT) yang hadir di awal 2000-an juga faktor penting yang menentukan popularitas Kangen Band pada masa itu, catat Emma. Rolling Stone Indonesia sempat menyatakan bahwa Kangen Band sebagai "juaranya RBT".

Artikel ini sendiri dirilis di International Journal of Cultural Studies edisi Mei 2013. Emma menyatakan bahwa judul “Longing Band Play at Beautiful Hope” tersebut merupakan versi pra-cetak.

Berdasarkan data dari YouTube, video musik Kangen Band punya angka konsumsi yang terbilang besar. Kangen Band memberikan berkontribusi sebanyak 209 juta penonton di kanal resmi Warner Music Indonesia sampai detik ini.

Angka tersebut seakan mendukung tesis Emma bahwa sosok Kangen Band yang dulu 'tak terlihat' dan hanya terdengar di ruang publik, akhirnya dapat muncul ke permukaan lewat imej khusus yang dikemas menarik.

Di Spotify, Kangen Band mendapat posisi khusus, didengar oleh lima negara Asia Tenggara. Selain itu pendengar besar berasal dari Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong. Setahun ke belakang, konsumsi Kangen Band secara keseluruhan berjumlah 21 juta streams.

Emma Baulch adalah Associate Professor di Fakultas Media dan Komunikasi, Monash University, Malaysia. Ia sudah banyak melakukan studi terhadap berbagai fenomena budaya di Indonesia, khususnya musik.

Baca juga: Kangen Band tampil di dua kota Taiwan

Baca juga: Andika mantan vokalis Kangen Band ditahan

Baca juga: Kangen Band boyong vokalis baru dari Bogor

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020