Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meresmikan program "Baparekraf (Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) for Startup" atau BEKUP yang menginjak tahun kelima.

"Melalui program BEKUP ini, kami ingin mendapatkan pelaku startup digital Indonesia yang berkualitas, dapat bersaing secara kompetitif dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia," kata Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Josua Puji Mulia Simanjuntak, di Jakarta, Selasa.

BEKUP adalah program tahunan inisiasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sejak 2016 untuk mendukung pertumbuhan startup digital Indonesia demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tahun ini, BEKUP menyoroti kebutuhan untuk membangkitkan lagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi COVID-19.

Baca juga: Kisah di balik "otak" Nodeflux, startup AI anak bangsa yang mendunia

Baca juga: Prediksi tren bisnis digital setelah COVID-19


Josua mengatakan, program ini diharapkan bisa menghasilkan perusahaan rintisan yang dapat mengikuti kesuksesan pendahulunya sudah bertitel unicorn, punya nilai valuasi 1 miliar dolar AS ke atas, juga decacorn, memiliki valuasi 10 miliar dolar AS.

"Dalam masa pandemi, startup digital diharap bisa membuat terobosan bermanfaat bagi masy arakat agar bisa bangkit dan terus maju di tengah situasi pandemi," ujar Josua.

Selama empat tahun berjalan, BEKUP telah memfasilitasi 390 pre-startup di 15 kota di seluruh Indonesia.

Pada tahun kelima ini, BEKUP akan menyeleksi ratusan pre-startup yang bergerak di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata.

Baca juga: Gojek Xcelerate akan buat pelatihan startup untuk publik

Baca juga: Mengenal lebih dekat tentang "sustainable investing"


Program ini akan dilaksanakan dalam 5 batch ​di 5 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Bali, Medan, dan Makassar.

Dua puluh pre-startup terbaik dari setiap batch akan dipilih pada tahapan seleksi awal sebelum para pre-startup yang terpilih melalui periode ​bootcamp ​selama 3 hari.

Kedua puluh pre-startup tersebut kemudian akan diseleksi kembali untuk menentukan 8 pre-startup terbaik dari setiap batch.

Total 40 pre-startup dari seluruh batch akan menerima mentoring intensif selama satu bulan guna mempersiapkan mereka menjalankan bisnisnya.

Lebih dari 110 mentor yang ahli dalam bidangnya telah disiapkan oleh BEKUP 2020 untuk membimbing, mendampingi, dan memberikan bekal yang cukup untuk para startup selama program berlangsung.

Baca juga: "Sustainability", kiat buat dan pertahankan "start-up" saat pandemi

Baca juga: Luhut dukung usaha rintisan pro produk lokal


Selama periode ​bootcamp ​dan mentoring intensif, beragam materi akan diberikan oleh para mentor dalam bentuk lokakarya yang fokus pada pertumbuhan mereka sebagai startup yang masih berada di tahap awal perkembangan bisnis (​early stage startup​). Semua kegiatan seleksi, ​bootcamp,​ dan mentoring akan dilakukan secara daring.

Pendaftaran BEKUP yang pertama ​tahun ​ini akan dibuka di Jakarta pada 20 Juli 2020, lalu akan diikuti Surabaya pada 29 Juli, ketiga di Bali pada 7 Agustus, keempat di Medan pada 20 Agustus, dan kelima di Makassar pada 1 September.

Lebih dari 500 startup ditargetkan untuk berpartisipasi dalam program BEKUP 2020. Setelah melalui proses seleksi, startup ini akan dibina untuk kemudian dipilih menjadi 40 Startup terbaik yang akan masuk ke tahap inkubasi dengan mentor-mentor ternama di industri startup digital Indonesia.

Dalam penyelenggaraannya, BEKUP 2020 didukung oleh jejaring coworking di Indonesia.

Presiden Coworking Indonesia, Faye Alund, mengemukakan bahwa pelaku coworking adalah penggerak ekosistem kewirausahaan dan startup di setiap daerah.

Coworking adalah wadah di mana jejaring, ide dan kolaborasi menghasilkan banyak inovasi, gerakan serta ide bisnis yang bisa dipercepat melalui program seperti BEKUP.

"Kami di komunitas Coworking Indonesia percaya bahwa pertumbuhan kewirausahaan dan ekonomi Indonesia dapat dibangun lewat kolaborasi, dan pandemi bukanlah alasan untuk menghalangi hal tersebut,” kata Faye Alund.

Baca juga: Model bisnis B2C di e-commerce makin diminati selama pandemi

Baca juga: Galang pendanaan saat pandemi, ini yang harus diperhatikan "startup"

Baca juga: Startup logistik berbasis teknologi ini raih pendanaan Seri A

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020