NBA sudah tidak terlibat dalam akademi bola basket Xinjiang selama lebih dari satu tahun, dan hubungan telah diputus
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Bola Basket Nasional (NBA) telah memutuskan hubungan dengan pusat pelatihan di basket Xinjiang, China, yang menjadi sasaran kecaman internasional atas perlakuan China terhadap kaum minoritas di sana.

Dalam sepucuk surat yang disiarkan online oleh Senator Marsha Blackburn, liga profesional basket AS juga mengatakan telah kehilangan pendapatan "ratusan juta dolar" setelah perusahaan penyiaran Cina membatalkan pertandingannya tahun lalu di tengah pertikaian sengit yang dipicu ketika seorang eksekutif Houston Rockets menyatakan dukungannya kepada gerakan unjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.

Pernyataan NBA dimuat dalam surat tertanggal 21 Juli kepada Blackburn yang diposting pada laman resmi politisi Tennessee tersebut Rabu waktu setempat.

Baca juga: Westbrook gabung lagi dengan Rockets setelah dikarantina

Surat ini ditandatangani oleh Wakil Komisioner NBA Mark Tatum dan dikirimkan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan Blackburn tentang keterlibatan NBA di Xinjiang yang disebut sang senator sebagai "salah satu zona kemanusiaan terburuk di dunia".

"NBA sudah tidak terlibat dalam akademi bola basket Xinjiang selama lebih dari satu tahun, dan hubungan telah diputus," tulis Tatum yang dibenarkan oleh seorang pejabat NBA.

Baca juga: Si Kembar Morris sudah tiba di gelembung NBA
Baca juga: Zion Williamson tinggalkan gelembung NBA karena alasan keluarga


Lebih dari satu juta etnis Uighur dan suku minoritas lainnya yang sebagian besar warga Muslim etnis Turki, digiring ke kamp-kamp interniran Xinjiang untuk menjalani indoktrinasi politik, kata para pembela hak asasi manusia dan para pakar.

Mengutip AFP, China terus ditekan Amerika Serikat dan mitra-mitra dagang dalam berbagai isu, termasuk isu Xinjiang.

Baca juga: Jauh dari ibu selama masa karantina, LeBron James: ini hal terberat
Baca juga: NBA konfirmasi tak ada penambahan kasus COVID-19 sejak 13 Juli

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020