Kita ikut senang akhirnya teman-teman bisa bekerja kembali. Pesan saya, tetap selalu jaga kesehatan dan perhatikan protokol yang ada. Kalau ada apa-apa silahkan kontak ke KBRI. Kami sangat terbuka untuk membantu
London (ANTARA) - Perusahaan kapal pesiar Jerman, AIDA Cruise, mengirim dua pesawat carter ke Jakarta   untuk mengangkut 474 anak buah kapal (ABK)  Indonesia yang akan kembali bekerja di Jerman .

Staf Penerangan Sosial Budaya KBRI Berlin Hannan Hadi dalam keterangan pers yang diterima ANTARA London, Kamis, menyebut para ABK sebelumnya dipulangkan oleh perusahaan karena pandemi COVID-19.

Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno menyambut dan menemui kru di dalam kabin sebelum ABK meninggalkan pesawat di Bandara Rostock-Laage, Rabu (22/7).

 Oegroseno menyampaikan selamat datang kembali di Jerman kepada ABK itu.

Baca juga: 1.970 WNI ABK dari Jerman berhasil dipulangkan ke Indonesia
Baca juga: Pemulangan WNI kru kapal pesiar Jerman terus berlanjut
Baca juga: Ratusan WNI kru Kapal AIDA Cruises Jerman kembali ke Indonesia


 "Kita ikut senang akhirnya teman-teman bisa bekerja kembali. Pesan saya, tetap selalu jaga kesehatan dan perhatikan protokol yang ada. Kalau ada apa-apa silahkan kontak ke KBRI. Kami sangat terbuka untuk membantu," ujarnya.

 Oegroseno mengakui proses penjemputan kembali kru  AIDA Cruise bukan tanpa tantangan. Karena prinsipnya Pemerintah Indonesia berusaha mengurangi risiko WNI di luar negeri terdampak pandemi COVID-19.

Namun melihat kemajuan Pemerintah Jerman menangani COVID-19, ia yakin situasi sudah kondusif untuk mendatangkan kembali kru kapal pesiar Indonesia di Jerman.

KBRI juga sudah mengecek dan berkoordinasi dengan pihak perusahaan tentang hal ini. Oleh karenanya KBRI membantu dalam proses pengurusan pesawat serta persiapan lainnya.

Penjemputan kembali kru Indonesia ini merupakan kloter pertama. Direncanakan akan ada beberapa kloter berikutnya. Pihak AIDA menyebutkan, kru yang akan dipekerjakan kembali sebagian besar berasal dari Indonesia. Dan bagi Indonesia, ini adalah kali pertama ABK Indonesia kembali bekerja ke luar negeri di masa pandemi COVID-19.

Salah satu direktur  AIDA Cruise, Philipp Heidmann mengatakan kru dari Indonesia ada sekitar 45%. Oleh karena itu Indonesia termasuk yang diprioritaskan tahap awal penjemputan para kru. "Kita rencana akan beroperasi lagi tanggal 20 Agustus. Untuk itu, dari sekarang dimulai menjemput kru yang sebelumnya terpaksa dipulangkan”, ujar Philipp Heidmann.

Dikatakannya pada tahap awal ini, pihak perusahaan mengoperasikan tiga dari 14 kapal yang ada, yaitu kapal AIDAmar, AIDAblu dan AIDAperla. 474 ABK Indonesia yang telah dijemput hari ini akan bekerja kembali di ketiga kapal tersebut.

Pengoperasian kembali secara bertahap sektor wisata pesiar menjadi bagian strategi Pemerintah Jerman dalam mendorong pemulihan ekonomi. Meski demikian, pelaksanaan pelonggaran kebijakan ini tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.

Total kapasitas maksimal yang diizinkan hanya sepertiga dari standar kapasitas kapal keseluruhan pada saat sebelum pandemi. Sebagai contoh, dari 3.306 total kapasitas kapal AIDAmar hanya akan diisi 800 penumpang.

Begitu pula halnya dengan AIDAblue. Sementara untuk AIDAperla, dari total 5300 kapasitas yang dimiliki, hanya akan diisi 1300 penumpang. Angka ini belum termasuk kru yang berjumlah sekitar 400 orang di setiap kapal.

Selain itu pengawasan kesehatan juga diperketat. Sebelum naik kapal, seluruh ABK wajib menjalani pelatihan kebersihan dan kesehatan. Pelatihan ini menerapkan standar sesuai dengan ketentuan yang disertifikasi oleh perusahaan independen di Jenewa, SGS Fresenius.

Protokol kesehatan dilakukan dengan langkah terstruktur berdasarkan tingkat keamanan yang diperlukan di kapal. Selain itu, di tiap kapal ditempatkan petugas kesehatan  untuk memonitor kepatuhan kru terhadap regulasi kebersihan dan kesehatan.

Baca juga: Tiga bulan menanti, 20 WNI ABK di Prancis akhirnya pulang ke tanah air
Baca juga: Perwakilan RI di AS bantu repatriasi 13 ribu WNI ABK


Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020