Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah lumbung pangan, sehingga jika ada gangguan di sini maka bisa mengganggu produktivitas kita
Makassar (ANTARA) - Kegigihan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memotivasi petani tetap berproduksi, salah satunya di Wajo yang terdampak banjir dan di tengah pandemi COVID-19, mendapatkan apresiasi dari Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin.

"Di tengah COVID-19, Mentan Syahrul masih keliling Indonesia untuk pertanian. Ini kegigihannya untuk memberikan semangat kepada kita semua, terutama petani agar kita semangat turun ke sawah, memastikan bahwa produksi pangan kita terpenuhi," ucap Akmal saat menyerahkan bantuan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Selasa (28/7).

Bahkan Akmal mengatakan produksi beras pada tahun ini diprediksi tetap akan melimpah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), secara nasional beras mengalami angka surplus hingga 4,5 juta ton.

"Dalam kurun dua tahun terakhir ini Pak Menteri kita tidak impor lagi beras, bahkan tahun ini berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) kita akan surplus beras 4,5 juta ton,"ujarnya.

Andi Akmal menambahkan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) memang mengurusi petani kecil.

Oleh karena itu, seharusnya politik negara harus mendukung anggaran dari Kementan untuk memastikan produksi pangan terpenuhi.

Ia mengatakan saat ini petani membutuhkan bantuan benih tetap, terutama benih berkualitas, dan kepastian pupuk bersubsidi. Petani juga memerlukan bantuan alsintan, terutama pengering yang menjadi faktor penentu harga gabah maupun jagung.

"Bersama Komisi IV kita ingin bagaimana ketahanan pangan kita, ketersediaan pangan kita mencukupi 267 juta penduduk Indonesia," tuturnya.

Baca juga: Kepala BKP identifikasi tantangan ketahanan pangan saat pandemi

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kunjungannya bukan hanya dalam rangka meninjau daerah bencana namun untuk melihat perkembangan pertanian di Kabupaten Wajo.

"Tentu saja ini menjadi tugas saya dan tugas Pak Akmal untuk mengawal semua program program Kementerian Pertanian," ucap dia.

Dalam kunjungannya, Mentan sekaligus menyerahkan bantuan pertanian senilai Rp35,7 miliar di antaranya alat mesin pertanian (alsintan), Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) senilai Rp500 juta, Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp1,8 miliar.

Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dengan memperoleh tanggungan/klaim sebesar Rp9 juta rupiah.

Ia juga menyerahkan lima truk bantuan kemanusiaan yang terdiri atas bahan pangan pokok dan sandang dan papan.

"Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah lumbung pangan, sehingga jika ada gangguan di sini maka bisa mengganggu produktivitas kita," kata dia.

Mentan Syahrul juga mengatakan kondisi pertanian tidak selalu lancar akan ada tantangan yang harus dihadapi.

"Kita tidak boleh kalah dengan tantangan termasuk dengan COVID-19 caranya adalah perkuat ketahanan tubuh masing-masing. Protokol kesehatan tetap di perhatikan," ucap dia.

Syahrul juga mengatakan bahwa ke depan setiap 1.000 hektare sawah turut didukung sistem koorporasi. Langkah itu bisa wujudkan dengan penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sudah disediakan untuk sektor pertanian.

"Wajo harus menjadi contoh Indonesia bagaimana membangun pertanian yang kuat dan ketahanan pangan yang kuat," kata Syahrul.

Baca juga: Mentan dorong peningkatan kapasitas industri penggilingan padi
Baca juga: Perempuan berperan dalam ketahanan pangan

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020