Jakarta (ANTARA) - Daeng Mohammad Faqih, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengimbau para pemengaruh alias influencer untuk mengecek latar belakang nara sumber dengan seksama sebelum mempublikasikan konten terkait COVID-19 di platform mereka.

"Harapan kami, khususnya untuk influencer sebaiknya cek dulu sumber dengan kaidah keilmuan atau tidak, jika ingin menyampaikan sesuatu ke publik," kata Daeng pada ANTARA, Selasa.

Daeng mengatakan bahwa influencer memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini masyarakat oleh sebab itu harus berhati-hati dalam memberikan informasi.

Baca juga: Kasus Anji, IDI imbau masyarakat agar tak remehkan COVID-19

Baca juga: PFI kecam pernyataan Anji soal foto jenazah COVID-19


"Influencer kan banyak diikuti orang... Agar masyarakat mendapatkan informasi yg tepat dan benar," kata dia.

Penyanyi Anji kembali menuai kontroversi di media sosial lantaran sebuah wawancara dia dengan Hadi Pranoto yang mengaku sebagai profesor sekaligus kepala Tim Riset Formula Antibodi.

Obrolan keduanya diunggah dalam kanal YouTube dunia MANJI dengan judul "Bisa Kembali Normal? Obat Covid-19 Sudah Ditemukan!!".

Kini, konten tersebut telah dihapus YouTube karena dianggap melanggar kebijakan komunitas.

Dalam video berdurasi sekira 30 menit tersebut, Hadi Pranoto mengklaim berhasil menemukan antibodi COVID-19 berbahan herbal.

Belakangan Anji dan Hadi Pranoto dilaporkan oleh Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid ke Polda Metro Jaya.

Sebelumnya IDI juga membantah jika Hadi Pranoto adalah anggota IDI.

Baca juga: Anji dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan hoaks obat COVID-19

Baca juga: Anji komentari video dia yang dicekal YouTube

Baca juga: Hadi Pranoto tidak terdaftar di IDI

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020