para pengusaha makanan minuman memilih membeli garam impor karena kualitasnya lebih bagus dan harganya lebih murah
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah perlu memperbanyak serapan produksi garam rakyat untuk mengatasi berbagai keluhan terkait masih belum bisa terserapnya hasil panen petani garam di berbagai daerah, kata anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin.

Andi Akmal dalam rilis di Jakarta, Selasa, menyatakan bahwa banyak yang harus diperbaiki di lapangan terkait garam ini. Mulai dari tidak terserapnya garam rakyat hingga garam impor yang seharusnya untuk industri diperdagangkan untuk konsumsi.

"Meski pemerintah belum mengizinkan impor, tapi di lapangan sudah tampak jelas, bahwa garam impor marak. Pemusnahan 2,5 ton garam himalaya tanpa Standar Nasional Indonesia (SNI) ini baru yang kelihatan, yang tidak kelihatan lebih banyak," kata Akmal.

Menurut dia, saat ini di Jawa Timur masih ada stok garam ratusan ton, tapi aktivitas impor masih jalan.

Politisi Fraksi PKS ini mengkritisi bahwa tidak terserapnya garam rakyat itu disebabkan stok impor garam masih banyak.

Untuk itu, ujar dia, sudah seharusnya pemerintah untuk membangun sistem produksi garam yang berkualitas.

Ia mengingatkan bahwa bahan baku yang melimpah di Indonesia merupakan potensi besar untuk mengembangkan garam dengan kualitas industri maupun konsumsi.

“Saat ini, para pengusaha makanan minuman memilih membeli garam impor karena kualitasnya lebih bagus dan harganya lebih murah," ujar Akmal.

Sebelumnya, KKP mendorong petambak di berbagai daerah untuk mendorong diversifikasi komoditas garam rakyat karena selain meningkatkan nilai jual juga bisa menciptakan peluang ceruk pasar baru.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo mengingatkan bahwa garam dapat dikembangkan antara lain sebagai produk bernilai tambah lebih tinggi karena mengandung berbagai kadar mineral yang berperan penting bagi kesehatan tubuh.

Sebagai contoh, menurut dia, kandungan mineral magnesium memiliki banyak manfaat diantaranya melembutkan dan menghaluskan kulit.

"Zat pengikat oksigen dan hemoglobin di dalam darah yang dapat memberikan sensasi relaksasi serta mengurangi stres saat berendam dengan larutan garam," kata Nilanto.

Nilanto menyebut salah satu contoh pengembangan produk garam lokal ialah diolah menjadi produk kesehatan dan kecantikan.

"Diversifikasi produk ini dapat menjadi alternatif ceruk pasar baru bagi garam lokal, di luar pasar garam industri," terang Nilanto.

Baca juga: Di Cirebon, Menteri Edhy janji benahi produksi garam rakyat
Baca juga: Pemerintah berkomitmen maksimalkan penyerapan garam nasional
Baca juga: PT Garam : Serapan garam rakyat diperkirakan capai 30 ribu ton

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020