Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Darmin Nasution sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) menggantikan Bungaran Saragih yang habis masa jabatannya.

Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Pupuk Indonesia yang digelar Selasa (4/8), pengangkatan Darmin Nasution ditetapkan berdasarkan SK - 262/MBU/08/2020 tanggal 4 Agustus 2020.

Darmin Nasution ditetapkan sebagai komisaris utama sekaligus komisaris independen Pupuk Indonesia juga bersamaan dengan pengangkatan komisaris lainnya, yaitu komisaris independen Mustoha Iskandar, komisaris independen Anhar Adel dan lima anggota komisaris yaitu Bambang Widianto, Suwandi, Febrio Nathan Kacaribu, Ari Dwipayana, Anwar Sanusi.

Dalam RUPSLB itu, Erick juga mengangkat Bakir Pasaman sebagai Direktur Utama Pupuk Indonesia, menggantikan Aas Asikin Idat yang habis masa jabatannya. Bakir Pasaman sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur yang merupakan anak usaha Pupuk Indonesia.

Sosok Darmin Nasution, sejatinya sudah tidak asing di kancah perekonomian nasional. Sederet jabatan penting sudah dirasakannya, mulai dari Dirjen Pajak hingga Menteri Koordinator Perekonomian. Tugas yang diembannya pun sangat berat, mulai dari kebijakan fiskal yang mengatur pemasukan dan pendapatan negara dari bea cukai, pajak, devisa, pariwisata, hingga kebijakan moneter sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Darmin Nasution yang ahli dalam urusan ekonomi itu, kini dipercaya menangani persoalan pupuk nasional.

Dengan kepercayaan Erick Thohir itu, semua pihak pasti menunggu sepak terjang Darmin menyelesaikan persoalan dan mencari terobosan baru dalam industri pupuk dan termasuk ketahanan pangan nasional.

Pria kelahiran 21 Desember 1948 di Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ini, meraih gelar doktor ekonomi (S3) dari Paris-Sorbonne University, menempuh gelar S2 dari Paris-Sorbonne University dan menyelesaikan sarjana S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Pria yang dikenal murah senyum ini, memiliki seorang istri bernama Salsia Ulfa Sahabi Manoppo, perempuan Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Dari pernikahannya itu, Darmin dikaruniai 2 orang putra dan 6 orang cucu.

Berbekal ilmu ekonomi yang sangat mumpuni, Darmin memulai pekerjaannya di kampus sebagai dosen hingga menjadi Kepala LPEM-FEUI.

Sebelum mencapai puncak di pemerintahan, Darmin sudah malang melintang sebagai asisten di kementerian dan lembaga. Tiga kali menjadi asisten menteri, yaitu Asisten Menko Pengawasan Pembangunan dan PAN (Pendayagunaan Aparatur Negara), Asisten Menteri Koordinator (Menko) Produksi dan Distribusi, serta Asisten Menteri Koordinator (Menko) Industri dan Perdagangan.

Darmin pernah menjabat Direktur Jenderal Lembaga Keuangan (sebelum digabung menjadi Bapepam-LK) periode 2000-2005, kemudian menjadi Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan (2005-2006).

Pada April 2006-Juli 2009 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Darmin dipercaya sebagai Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia. Selanjunya, pada Juli 2009-September 2010 menjabat Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.

Masih di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Darmin didaulat menjadi Gubernur Bank Indonesia dengan masa tugas September 2010 - Mei 2013.

Memasuki pemerintahan Presiden Joko Widodo, Darmin ditetapkan sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia dengan masa jabatan Agustus 2015 – 20 Oktober 2019.

Kemudian pada periode kedua Presiden Joko Widodo, seiring dengan pergantian kabinet, Darmin kemudian istirahat.

Ia mengaku hal yang dilakukannya saat tidak lagi menjadi menteri adalah liburan dan mau jalan-jalan. "Banyak, mau liburan, mau jalan-jalan," ujar Darmin, saat serah terima jabatan di Kemenko Perekonomian kepada Airlangga Hartarto, di Jakarta, (23/10/2019).

Sembilan bulan kemudian, atau tepatnya Selasa (4/8/2020) Erick mempercayakan Darmin sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia (Persero).

Korporasi Pupuk Indonesia

BUMN Pupuk ini merupakan salah BUMN yang memiliki kontribusi besar terhadap negara dan sekaligus menjadi salah satu penopang ketahanan pangan nasional melalui tugasnya memproduksi dan menyalurkannya ke petani.

Pupuk Indonesia membukukan setoran pajak dan dividen kepada negara sebesar Rp8,17 triliun sepanjang tahun 2019.

Total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp71,3 triliun, dengan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp3,71 triliun atau setara 103,01 persen dari target RKAP tahun 2019 sebesar Rp3,60 triliun.

Sejumlah anak usaha Pupuk Indonesia yang tidak terkait dengan pupuk antara lain PT Rekayasa Industri, PT Mega Eltra, PT Pupuk Indonesia Logistik, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Pupuk Indonesia Pangan.

Total aset per 31 Desember 2019 mencapai Rp135,55 triliun, dengan 10 anak usaha yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda. Selanjutnya, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Rekayasa Industri, PT Mega Eltra, PT Pupuk Indonesia Logistik, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Pupuk Indonesia Pangan.

Baca juga: Belajar jadi menteri yang bijak ala Darmin Nasution
Baca juga: Darmin akui sempat kesulitan dalam menjalankan tugas koordinasi
Baca juga: Darmin sebut defisit neraca perdagangan masih jadi tantangan besar

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020