Solo (ANTARA) - Kepala Polres Kota Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menegaskan polisi tidak akan memberikan tempat dan siap menindak tegas terhadap aksi kelompok intoleran serta premanisme di Kota Solo, Jawa Tengah.

"Kami akan tindak tegas aksi intoleran dan premanisme di Kota Solo, serta masyarakat tidak perlu takut karena polisi akan menjamin semua keamanan," kata Ade Safri Simanjuntak usai acara pisah sambut Kapolres baru dengan upacara Pedang Pora, di Mapolresta Surakarta, Rabu.

Pejabat baru Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Reskrim Khusus Polda Lampung itu, sekarang menjabat sebagai Kapolresta Surakarta menggantikan pejabat lama Kombes Pol Andy Rifai. Sedangkan, pejabat lama Kombes Pol Andy Rifai kini dipromosikan di tempat tugas baru sebagai Kabid Teknologi Informatika Kepolisian (TIK) Brimob Mabes Polri.

Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan tim penyidik gabungan Polresta Surakarta bersama Disrekrimum Polda Jateng, dibeck up oleh Mabes Polri terkait kasus anarkis atau kekerasan oleh kelompok intoleran di Kampung Metodranan Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Jateng, beberapa waktu lalu terus dikembangkan.

Hala tersebut, kata Ade Safri, sebagai mana yang dirilis oleh Kaplolda Jateng beberapa waktu lalu kekerasan yang dilakukan oleh kelompok intoleran di Solo. Polisi berhasil mengamankan lima orang, dan dari hasil gelar perkara empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan, satu lainnya sedang didalami keterlibatannya.

"Kami masih terus kembangkan keterlibatan dari masing-masing orang yang berhasil kami amankan, dan terus akan diburu terhadap pelaku lainnya, termasuk yang menggerakkan kelompok intoleran itu," Ade Safri .

Keempat tersangka tersebut, kata Ade Safri, perannya masing-masing ada yang menjadi penghasut, dan pelaku perusakan baik terhadap orang maupun barang.

Pihaknya menjamin keamanan kepada warga masyarakat untuk bisa beraktivitas beribadah menurut keyakinan masing-masing. Polresta Surakarta akan hadir melindungi masyarakat untuk melaksanakan aktivitas dan ibadahnya.

"Kami tegaskan tidak ada satupun dari kelompok mana saja yang akan melakukan baik aksi-aksi intoleran maupun kekerasan di Kota Solo ini," kata Ade Safri yang baru menjabat satu hari sebagai Kapolresta Surakarta ini.

Ade Safri mengimbau kepada para pelaku lainnya yang telibat dalam aksi kekerasan di Semanggi Pasar Kliwon beberapa waktgu lalu, untuk menyerahkan diri secepatnya kepada Polri. Polisi telah mengantungi beberapa nama yang diduga terlibat aksi kekerasan itu, yang terus akan diburu sampai dimanapun.

Para pelaku kelompok intoleran tersebut, kata Ade Safri, yang tidak bisa bertoleransi terhadap kehidupan baik beragama maupun bermasyarakat di tengah masyarakat.

"Saya mengimbau seluruh masyarakat Solo tidak perlu takut. Polres akan menjamin keamanan kehidupan beribadah dan bermasyarakat dari warga masyarakat. Kami berharap kejadin itu, tidak terulang lagi ke depan," katanya.

Baca juga: Polres Surakarta tetapkan empat tersangka anarki kelompok intoleran

Sebelumnya, Polres Kota Surakarta 'diback up' Polda Jawa Tengah dan Mabes Polri telah menetapkan empat orang menjadi tersangka dari lima yang diamankan, diduga terlibat kasus anarki oleh sekelompok intoleran, di Kampung Metodranan Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Jateng.

Menurut Kepala Polda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi polisi dalam pekembangan kasus kelompok intoleran telah mengamankan sebanyak lima pelaku pengeroyokan, penganiayaan, dan perusakan, di Kampung Metodranan, Semanggi, Solo.

"Kami sudah mengamankan lima orang yang diduga terlibat melakukan pengeroyokan, penganiayaan, dan perusakan, yakni dengan inisial BD, MM, MS, ML, dan RN, " kata Kapolda.

Baca juga: Ganjar minta warga Solo diajak komunikasi pasca-aksi intoleran

Baca juga: Warga Solo kecam keras tindakan anarki kelompok intoleran

Baca juga: Polresta Surakarta tangkap dua orang kelompok intoleran

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020