Dengan kerja sama, sinergi, dan gotong royong semua sektor, produksi pangan akan meningkat signifikan untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Wakil Presiden (Wapres) Lukmanul Hakim menyatakan untuk meningkatkan produksi dan ketahanan pangan di tengah pandemi COVID-19 diperlukan kolaborasi multisektor, yang melibatkan pemerintah, petani, dunia usaha, lembaga keuangan, perguruan tinggi, dan partisipasi masyarakat.

"Dengan kerja sama, sinergi, dan gotong royong semua sektor, produksi pangan akan meningkat signifikan untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Menurut Stafsus Wapres yang membidangi sektor ekonomi dan keuangan itu, ada empat pilar ketahanan pangan yang harus menjadi perhatian semua pemangku kepentingan yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan stabilitas pangan.

Baca juga: BNI dorong KUR pertanian untuk ketahanan pangan

"Seringkali ketersediaan pangan ada di petani, namun petani tidak memiliki akses ke pasar mengakibatkan harga pangan di petani murah, sementara masyarakat di perkotaan tidak memiliki akses ke sumber pangan yang mengakibatkan harga pangan mahal," katanya melalui keterangan tertulis.

Wapres Maruf Amin, lanjutnya, memprioritaskan pengentasan kemiskinan, pemberdayaan dan pengembangan UMKM, pengembangan ekonomi syariah, dan peningkatan ketahanan pangan yang melibatkan semua pemangku kepentingan.

Selain itu Wapres juga meminta Kementerian Pertanian untuk membangun ekosistem pertanian di pesantren.

Baca juga: Mentan dorong peningkatan kapasitas industri penggilingan padi

Menurut dia, kebijakan pemerintah dalam ketahanan pangan adalah memastikan petani tetap berproduksi dan berpenghasilan, menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga, memastikan kelancaran distribusi, menjaga daya beli masyarakat, optimalisasi pemanfaatan pangan lokal, dan pengembangan teknologi praktis yang aplikatif bagi petani.

Sektor pangan menjadi isu global di tengah pandemi ini, kata dia, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahkan mengingatkan ancaman krisis pangan yang kemungkinan terjadi, bila masing-masing negara tidak melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menyediakan kebutuhan pangan.

Baca juga: Saat pandemi, Kemnaker dorong ketahanan pangan via pelatihan pertanian

Dikatakannya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar untuk menjadi produsen pangan dunia, dengan kondisi iklim tropis, Indonesia dapat kembali memperkuat sektor agraris untuk menjadi produsen pangan, hortikultura, dan produk pertanian lainnya.

Sektor pertanian memiliki kontribusi besar dalam Produksi Domestik Bruto (PDB), yaitu sekitar 12,8 persen.

Menurut data Badan Pusat Statistik, produksi beras nasional pada semester I 2020 sekitar 16,8 juta ton, sedangkan konsumsi beras pada paruh pertama tahun ini sebesar 15 juta ton.

Baca juga: Antisipasi kuota habis, Pupuk Indonesia siapkan stok pupuk nonsubsidi



 

Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020