Jakarta (ANTARA) - Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Prof Paulus Wirutomo mengatakan pemerintah perlu lebih memperkuat aspek komunikasi, informasi dan edukasi terkait penerapan protokol kesehatan, terutama penggunaan masker kepada masyarakat yang bermukim di daerah pinggiran dan kumuh.

"Aspek-aspek itu yang harus diperbaiki, misalnya bagaimana cara komunikasinya sekarang dan jika masih tidak efektif, cara komunikasi itu diperbaiki," katanya saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Erick minta Kimia Farma edukasi publik soal masker, ini alasannya

Baca juga: Presiden perintahkan kampanye masif pakai masker dalam 2 pekan


Cara komunikasi pada masyarakat tersebut, bisa saja diperbaiki medianya. Misalnya, sebelumnya dilakukan secara langsung oleh pemerintah pusat kepada rakyat melalui televisi, koran dan sebagainya.

Sekarang bisa dilakukan dengan cara lain yang lebih baik, yakni melalui komunitas-komunitas tertentu, bahkan jika perlu dapat memanfaatkan komunitas digital. "Pemerintah juga sudah sadar akan hal ini dan mulai memperbaiki alat komunikasi melalui komunitas," ujarnya.

Kemudian dari sisi informasi, ujar dia, pemerintah perlu mencari yang paling cocok agar orang-orang awam, khususnya di daerah pinggiran bisa benar-benar menerima informasi tersebut.

Menurutnya, perlu analisis yang tepat terkait informasi yang cocok bagi masyarakat kelas bawah, menengah atau atas.

Baca juga: Kemenkes gencarkan kampanye pakai masker

Baca juga: Tiga aspek diterapkan agar masyarakat disiplin gunakan masker


"Lalu, terkait penguatan aspek edukasi, perlu diperjelas edukasi masyarakat itu lewat apa dan itu harus juga dicari," ujarnya.

Oleh sebab itu, secara umum pendekatan-pendekatan komunitas termasuk RT dan RW dinilai mampu memperbaiki komunikasi, informasi dan edukasi di masyarakat.

"Namun, jika pemerintah terus menerus hanya mengandalkan pengumuman-pengumuman saja, tentu tidak begitu efektif," tuturnya.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020