Fasilitas wifi gratis itu disiapkan berangkat dari keluhan para orang tua siswa yang kesulitan membeli kuota internet karena faktor ekonomi
Tanjungpinang (ANTARA) - Sejumlah pelajar jenjang SD hingga SMA di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melakukan belajar secara dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan fasilitas wifi gratis yang disediakan pemilik warung kopi di daerah tersebut.

Pemilik warung kopi Merah Putih, Patta Lawang, Sabtu (22/8) 2020, di Tanjungpinang, mengakui fasilitas wifi gratis itu disiapkan berangkat dari keluhan para orang tua siswa yang kesulitan membeli kuota internet karena faktor ekonomi.

"Secara tidak langsung saya terpanggil, kemudian punya ide menggratiskan wifi untuk anak-anak sekolah, mulai awal Agustus 2020," kata Patta saat ditemui ANTARA di warung kopi miliknya.

Menurutnya, akses penggunaan wifi gratis dibuka mulai pukul 08:00 WIB hingga 13.00 WIB, dan berlaku selama sepekan penuh, yakni sejak hari Senin hingga Minggu.

Dia mewajibkan pelajar memakai seragam sekolah saat datang di warung kopi Merah Putih karena mereka belajar daring dengan guru.

"Kecuali hari Sabtu-Minggu, namun mereka tetap datang, tapi tidak untuk belajar daring, hanya mengerjakan tugas sekolah," katanya.

Pihaknya pun aktif mengontrol proses belajar daring siswa agar tidak disalahgunakan untuk hal yang tidak bermanfaat, misalnya bermain game.

"Kalau bermain game, saya suruh pulang saja," katanya.

Ia mengaku para pelajar tersebut tidak diwajibkan memesan makan atau minum di warung kopi Merah Putih, melainkan boleh membawa bekal makan dan minum sendiri dari rumah.

"Di sini, kami siapkan air putih gratis untuk mereka," katanya.

Menurut Patta gagasannya ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak, misalnya dari Keluarga Berbagi Kasih (KBK), yang telah menitipkan nasi kotak untuk siswa belajar daring di warung kopi berslogan "Melawan Lupa" ini.

"Baru dimulai hari Sabtu ini. Kami sangat berterima kasih kepada pengurus KBK, karena ikut peduli dengan kondisi pelajar di sini," katanya.

Ia menegaskan para pelajar itu tetap mematuhi protokol kesehatan selama kegiatan berada di warung kopi Merah Putih, di mana pelajar diwajibkan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

"Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19," kata Patta Lawang .

Salah seorang siswi SMAN 1 Tanjungpinang, Yuni (16), mengaku memilih belajar daring di warung kopi itu karena tidak punya kuota internet untuk belajar daring dari rumah.

"Kalaupun ada kuota, sinyalnya suka gangguan. Berbeda kalau pakai wifi, jaringannya lancar dan bagus," ujar Yuni.

Pelajar kelas XI jurusan IPS itu pun mengklaim sudah mengantongi izin belajar daring di warung kopi dari pihak sekolah, bahkan diarahkan langsung oleh guru yang bersangkutan.

Ia dan beberapa teman sekelas yang tinggal tidak jauh dari lokasi belajar daring setiap hari di warung kopi tersebut, mulai Senin-Jumat, pukul 08.00 WIB sampai 12.00 WIB.

"Harapannya tentu ingin segera belajar tatap muka di sekolah, biar bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-teman sekelas," kata Yuni.

Secara terpisah, Plt Wali Kota Tanjungpinang, Rahma, mengatakan, Pemkot pun bakal menyediakan fasilitas wifi gratis guna mendukung belajar daring siswa, terutama di lokasi yang kesulitan mengakses internet.

"Rencananya mulai terealisasi tahun 2021," katanya.

Baca juga: Nadiem perbolehkan dana BOS untuk pembelian kuota internet

Baca juga: Peserta PPDB daring "serbu" warnet di hari pertama

Baca juga: Masih berisiko, KPAID Kepri rekomendasikan tunda buka sekolah

Baca juga: Program Belajar dari Rumah TVRI jadi solusi keterbatasan internet


 

Pewarta: Ogen
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020