Coba kita cek normal atau ada kelainan
Jakarta (ANTARA) - Masalah kesehatan reproduksi bukan hanya perkara seksual namun memiliki cakupan yang lebih luas, kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.

"Jangan adik-adik remaja selalu terkungkung dalam masalah seksualitas karena kita bicara kesehatan reproduksi tidak mesti bicara masalah seksualitas," kata dia saat diskusi daring dengan tema "Rencanakan Hidupmu dengan Menjaga Kesehatan Reproduksi" yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan berbicara masalah seksualitas memang banyak membahas kesehatan reproduksi namun membahas perkara kesehatan reproduksi tidak selalu atau mesti bicara tentang seksualitas.

Namun, selama ini banyak pihak, terutama orang awam, yang pengetahuannya tentang hal itu minim sehingga mengartikan atau mendefinisikan kesehatan reproduksi mengarah pada hubungan seksualitas semata.

"Seksualitas secara akademik diartikan jenis kelamin," katanya.

Pentingnya memahami kesehatan reproduksi juga harus diperhatikan oleh orang tua, terutama ibu.

Baca juga: Pendidikan dasar kesehatan reproduksi penting bagi remaja disabilitas

Sebagai contoh, anak laki-laki yang baru lahir maka perlu diperhatikan organ tubuh bagian vital apakah normal atau tidak.

"Coba kita cek normal atau ada kelainan," katanya.

Salah satu bahaya bagi orang tua yang tidak memiliki pengetahuan tentang alat kesehatan reproduksi ialah mereka tidak mengetahui anaknya normal atau tidak.

"Ini penting, kalau misalnya ada kelainan maka ibunya sudah tahu melakukan langkah apa misalnya rekonstruksi atau operasi," katanya.

Hal demikian merupakan salah satu bagian atau contoh dari pengetahuan kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, perlu dipahami kesehatan reproduksi tidak hanya sebatas seksualitas namun memiliki cakupan yang lebih luas.

Baca juga: Pendidikan kesehatan reproduksi dinilai mutlak cegah perkawinan anak
Baca juga: Pendidikan kesehatan reproduksi bangkitkan kesadaran cegah seks bebas

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020