Kami targetkan pipa ini akan komersial pada akhir 2021 yang akan menyalurkan minyak rata-rata sekitar 265.000 barel minyak per hari
Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyebutkan pembangunan Pipa Minyak Rokan melalui anak usahanya PT Pertamina Gas sepanjang 367 km yang berada di koridor Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai, Wilayah Kerja Rokan, akan memperkuat portofolio perseroan ke depan.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan kehadiran jaringan pipa minyak berukuran 4-24 inci tersebut dapat meningkatkan pendapatan transportasi migas perseroan, meningkatkan lifting dari Blok Rokan yang merupakan salah satu blok minyak terbesar di Indonesia, serta mendorong tingkat efisiensi biaya pelaksanaan proyek strategis nasional.

"Kami targetkan pipa ini akan komersial pada akhir 2021 yang akan menyalurkan minyak rata-rata sekitar 265.000 barel minyak per hari. Selain itu, umur ekonomis proyek ini sekitar 20 tahun," ujar Rachmat saat paparan publik secara virtual di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pertagas uji coba penyaluran gas perdana ke Bumi Siak Pusako

Lebih lanjut  Rachmat menjelaskan bahwa target on stream pada jalur utara melalui koridor Balam-Bangko-Dumai dan koridor DuriDumai dilaksanakan pada triwulan III 2021. Sedangkan pada jalur selatan melalui koridor Minas-Duri akan on stream pada awal 2022.

"PGN mengupayakan yang terbaik untuk mendukung program holding migas PT Pertamina (Persero) agar proses transisi pengelolaan Blok Rokan berjalan lancar dan dapat mempertahankan tingkat produksi pada saat alih kelola nanti," ujarnya.

Selanjutnya PGN juga melaksanakan proyek gasifikasi kilang Pertamina yang saat ini menggunakan BBM maupun LPG, dengan total volume penyaluran potensial sekitar 90 BBTUD atau setara dengan 16,4 ribu BOEPD. Terdiri dari lima lokasi kilang, yaitu program RDMP Balongan, RDMP Balikpapan, RDMP Cilacap, Kilang TPPI, dan GRR Tuban.

Baca juga: PGN genjot utilisasi LNG untuk pembangkit listrik

PGN juga tengah melaksanakan proyek regasifikasi LNG untuk 56 pembangkit listrik PLN dengan estimasi kapasitas pembangkit sebesar kurang lebih 1,8 GW.

"Saat ini, kami masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan PLN khususnya terkait kepastian demand gas," ujar Rachmat.

Selain itu PGN membangun jaringan gas rumah tangga (jargas) dengan dana APBN 2020 sebanyak 127.864 SRT.  "Pada pembangunan jargas telah dilakukan penyesuaian, karena adanya kebijakan efisiensi dari pemerintah, dari semula 266.070 SRT terbagi menjadi 127.864 SRT pada tahun 2020, dan 138.206 SRT pada tahun 2021. Sedangkan jargas dengan swadana PGN 2020, akan dibangun sebanyak 50.000 SRT," kata Rachmat.

Baca juga: PGN kembangkan bisnis global LNG

PGN juga membukukan pendapatan sebesar 874 juta dolar AS pada triwulan pertama 2020 yang diperoleh dari hasil penjualan gas sebesar 693 juta dolar AS, dari penjualan minyak dan gas sebesar 76 juta dolar AS, dari transmisi gas dan minyak sebesar 70 juta dolar AS dan pendapatan Usaha lainnya sebesar 34 juta dolar AS.

Pada periode sama PGN mencatatkan laba operasi sebesar 172 juta dolar AS dan laba bersih yang distribusi ke entitas induk sebesar 48 juta dolar AS. Adapun EBITDA perseroan mencapai 260 juta dolar AS.

Pencapaian laba bersih yang diatribusikan ke entitas induk pada triwulan pertama tahun 2020 tersebut sangat dipengaruhi faktor melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir Maret 2020.

Baca juga: PGN perluas pemanfaatan gas bumi melalui sinergi BUMN

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020