Jakarta (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa boikot yang dilakukan klub-kkub Asosiasi Bola Basket Nasional (NBA) terkait tindakan rasialis merupakan aktivitas politik yang akan menghancurkan olahraga tersebut.

"Saya pikir apa yang mereka lakukan, terhadap NBA khususnya, akan menghancurkan bola basket," kata Trump kepada wartawan di Air Force One seperti dikutip Reuters, Jumat (Sabtu WIB).

NBA menghentikan pertandingan kompetisi bola basket paling bergensi di dunia itu selama tiga hari terkait dengan protes atas ketidakadilan rasial yang dipicu oleh penembakan polisi terhadap Jacob Blake, seorang pria kulit hitam di Kenosha, Wisconsin.

Baca juga: NBA tunda pertandingan setelah boikot Bucks

Pada Rabu (26/8) waktu setempat para pemain Milwaukee Bucks yang sedianya menghadapi Orlando Magic dalam gim kelima putaran pertama playoff NBA Wilayah Timur memutuskan untuk melakukan aksi boikot sebagai protes kekerasan polisi terhadap warga kulit hitam di Wisconsin itu.

Langkah tersebut diikuti oleh para pemain Houston Rockets, Oklahoma City Thunder, Portland Trail Blazers dan Los Angeles Lakers yang sedianya juga main di hari yang sama.

Hal itu membuat tiga laga playoff hari Rabu tak dimainkan dan sempat ada jajak pendapat di antara para pemain, yang menemukan bahwa pemain Lakers dan Los Angeles Clippers memilih untuk tidak melanjutkan musim.

Baca juga: Lakers dan Clippers tak mau lanjutkan kompetisi musim ini

Asosiasi liga dan pemain mengatakan pada hari Jumat bahwa playoff akan dilanjutkan pada hari Sabtu dalam kesepakatan yang mencakup tuntutan peningkatan akses ke pemungutan suara dalam pemilihan presiden AS.

Mengomentari aksi para penggiat olah raga bola basket itu, Trump mengatakan bahwa orang tidak ingin dihadapkan dengan politik saat menonton olahraga.

"Ini sangat buruk untuk NBA, dan itu akan terbukti sangat buruk juga untuk sepak bola (Major League Soccer atau biasa disingkat/ MLS)," katanya.

Baca juga: Pemain NBA sepakat lanjut tapi tiga laga playoff hari ini ditunda

Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020