Kemampuan mengolah limbah rumah tangga menjadi produk lain seperti sabun dan lilin ini berpotensi menjadi sumber pendapatan lain bagi warga di Penatarsewu dan Kalitengah tersebut.
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Gas Operation East Java mengenalkan konsep zero waste (bebas limbah) kepada warga Desa Penatarsewu atau dikenal sebagai kampung ikan asap Sidoarjo, Jawa Timur, untuk mengatasi kendala mengelola limbah minyak jelantah sisa produksi Resto Seba dan rumah tangga di desa binaan PT Pertagas tersebut.

Pertagas juga menggandeng kader PKK Desa Penatarsewu dan Desa Kalitengah, Tanggulangin, Sidoarjo, untuk mengadakan pelatihan pengelolaan minyak jelantah menjadi produk bermanfaat seperti sabun dan lilin.

"Edukasi dan pelatihan ini bekerja sama dengan Akademi Minim Sampah, Sidoarjo," kata Manager Communication, Relation & CSR PT Pertagas, Zainal Abidin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Integrasi pipa PGN-Pertagas dongkrak kapasitas penyaluran gas ke Jabar

Zainal Abidin menuturkan bahwa antusias warga dalam menerapkan gaya hidup zero waste patut didukung.

"Kemampuan mengolah limbah rumah tangga menjadi produk lain seperti sabun dan lilin ini berpotensi menjadi sumber pendapatan lain bagi warga di Penatarsewu dan Kalitengah tersebut," kata Zainal.

Minyak jelantah merupakan minyak bekas pemakaian, bisa dalam kebutuhan rumah tangga, kebutuhan restoran dan lain lain. Minyak ini meliputi minyak sawit dan segala minyak goreng lainnya. Bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan.

"Jadi minyak jelantah yang dipakai berkali-kali dapat merusak kesehatan tubuh kita, misalnya timbul berbagai penyakit seperti kanker," katanya.

Baca juga: Pertagas alirkan gas ke pembangkit listrik Siak

Ketua PKK Desa Penatarsewu, Nurul Huda menuturkan bahwa selama ini warga di Desa Penatarsewu atau kampung ikan asap, belum mengetahui jika minyak goreng yang sudah beberapa kali dipakai itu, bisa dimanfaatkan limbahnya.

"Di sini kami terbiasa membuang atau diserahkan ke penampung jika minyak goreng sudah beberapa kali dipakai. Dengan adanya pelatihan mengolah jelantah ini, diharapkan kami bisa memanfaatkan puluhan liter minyak menjadi sabun detergen atau cuci tangan," ujarnya.

Baca juga: Perempuan pengusaha Yogyakarta ciptakan sabun dari minyak jelantah

Lain halnya di Desa Kalitengah, warga di desa yang berdekatan dengan kawasan Lumpur Sidoarjo ini mengaku telah memanfaatkan jelantah sebagai peluang penghasilan.

"Kami biasa mengumpulkan jelantah dari beberapa RT, lalu kami jual ke pabrik untuk dimanfaatkan sebagai biodiesel melalui pengepul. Alhamdulillah hasil penjualan dapat dimanfaatkan untuk kas PKK,” ujar Iftatus Solichah, selaku perwakilan anggota PKK Desa Kalitengah.

Menurutnya, kegiatan edukasi dari Pertagas ini mampu membuka wawasan warga untuk berkreasi dan lebih produktif lagi.

Vivi Sofiana, selaku pemateri dari Akademi Minim Sampah mengatakan proses pengolahan jelantah menjadi sabun dan lilin tergolong murah dari segi ketersediaan bahan dan mudah untuk dipraktikkan.

"Cukup sediakan jelantah mulai dari 250 ml, setengah sendok teh gula, beberapa gram soda api, air pandan, dan beberapa bahan pelengkap lainnya. Setelah itu dipanaskan lalu diaduk, dan ditempatkan dalam sebuah cetakan sesuai selera," ujarnya.

Vivi menambahkan proses pembuatan dibuat mudah dan menarik agar ibu-ibu tidak kerepotan ketika menerapkan di rumah. "Tujuan kami agar mulai tumbuh kesadaran warga untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi lebih bernilai guna," pungkasnya.


 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020