Jakarta (ANTARA) - Juru bicara dari keluarga pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama Rusdi Amral mengatakan meskipun telah mengembangkan banyak usaha namun beliau tidak pernah meninggalkan atau melepaskan identitasnya sebagai seorang wartawan.

"Identitas sebagai wartawan tadi dengan nilai-nilai kejujuran, integritas dan rasa syukur," kata Rusdi yang juga Direktur Corporate Communication Kompas Gramedia melalui keterangan video yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Pewarta senior ANTARA: Jakob Oetama figur yang peduli pendidikan pers

Menurutnya, Indonesia telah kehilangan salah seorang tokoh pers nasional yang cukup berpengaruh. Namun, nilai-nilai yang telah dibangun Jakob Oetama akan tetap ada.

Rusdi menyakini nilai-nilai idealis yang dicontohkan oleh Jakob Oetama bisa menjadi contoh pula bagi semua orang tidak terkecuali para wartawan.

Baca juga: Jenazah Jakob Oetama disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia

Tokoh pers nasional kelahiran 27 September 1931 di Desa Jowahan Borobudur Provinsi Jawa Tengah tersebut diketahui meninggal dunia pada Rabu siang pukul 13.05 WIB. Sebelumnya, almarhum sudah melalui masa kritis atau koma sejak Minggu (6/9) akibat penyakit yang dideritanya.

Pada kesempatan itu, pihak keluarga almarhum juga mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah mendoakan, empati, dan simpati kepada almarhum. Selain itu, pihak keluarga yang diwakili oleh Rusdi juga mengaku sudah ikhlas melepas kepergian tokoh pers nasional itu.

Baca juga: Parni Hadi nilai Jakob Oetama guru besar, mata air wartawan Indonesia

Rencananya, setelah dimandikan di rumah sakit Jakob Oetama akan disemayamkan di gedung Kompas Gramedia untuk diberikan penghormatan terakhir dari para sahabat, rekan-rekan kerja, relasi termasuk orang-orang yang sama-sama berjuang dengannya saat merintis karir.

Terakhir, Jakob Oetama rencananya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis (10/9).

Sementara itu, dokter rumah sakit tempat Jakob Oetama dirawat mengatakan sekitar dua minggu sebelumnya beliau masuk rumah sakit sudah dalam keadaan kritis karena adanya gangguan multiorgan.

Di samping faktor usia, komorbiditas serta faktor yang memperberat lainnya akhirnya beliau mengalami perburukan.

Selama perawatan hampir dua minggu tersebut kondisi kesehatan tokoh pers nasional itu naik turun. Namun, pada saat-saat terakhir dan juga karena kondisi yang makin memburuk Jakob Oetama meninggal dunia.

Pihak rumah sakit juga melakukan tes PCR sebanyak dua kali untuk memastikan Jakob Oetama apakah ada terpapar COVID-19 atau tidak dan hasilnya negatif.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020