Bogor (ANTARA News) - Cuaca cerah di Kaki Gunung Salak, Kabupaten Bogor, yang ditandai langit biru dan tidak turun hujan mendukung tim rescue Tagana Kabupaten Bogor, Mapala UIN Jakarta, UIN Yogyakarata dan Mapala UIKA Bogor untuk mengevakuasi enam mahasiswa UIN Yogyakarta yang tersesat di Gunung Salak sejak Jumat (29/1) lalu.

"Alhamdulillah, cuaca cerah dan mendukung kita untuk melakukan evakuasi," ujar sekretaris Tagana Kabupaten Bogor, Suhandri, kepada ANTARA di Bogor, Minggu.

Tim evakuasi terdiri dari 15 orang yang dibagi menjadi tiga grup yang bergerak terpisah, dimulai pukul 06.00 WIB.

"Ada 15 orang yang dibagi menjadi 3 tim, setiap tim mulai bergerak dari kaki Curuk Nangka menuju Salak II tempat tim pertama menemukan mahasiswa, dan yang lainnya juga menyisir dari Curuk Nangka menuju tempat enam mahasiswa, titik temu nantinya di Salak II," ujarnya.

Dalam proses evakuasi, tim  membawa peralatan vertical rescue, logistik dan obat-obatan.

"Dalam kondisi apapun, keenam mahasiswa ini harus turun hari ini juga. Karena kita khawatir jika ditunda lagi akan lebih parah, karena mereka sudah kekurangan logistik. Oleh karena itu tim harus bergerak cepat," kata Suhardi.

Kondisi terakhir keenam mahasiswa masih bisa berjalan, dan berbicara. Hal itu diketahui melalui kontak antar tim yang sudah lebih dulu mengetahui keberadaan enam orang mahasiswa yang masih bertahan di sana untuk mendampingi.

"Kita melakukan kontak dengan tim pertama yang sudah turun dan menemukan titik mereka dan mereka menyebutkan kondisi keenamnya masih baik dapat berjalan dan bersuara, meski sempat terserang Hyportemia, karena kekurangan logistik," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh keenam mahasiswa itu merupakan pendaki ilegal karena masuk melalui pintu masuk Gunung Salak, Ciapus. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010