Kotabaru (ANTARA) - Sekelompok masyarakat perajin seperti yang diarahkan Narso di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, cukup kreatif untuk bisa mendapatkan penghasilan di tengah pandemi Virus Corona atau COVID-19.

"Kami memanfaatkan limbah kayu ulin yang banyak tersedia di sekitar kita untuk bisa menghasilkan uang," kata pembina perajin itu, Narso di Kotabaru, Jumat.

Limbah ulin atau kayu besi yang banyak ditemukan di kebun-kebun dan lahan lahan kosong atau lahan tidur tersebut, biasanya dibakar untuk dijadikan arang dan digunakan proses pembakaran pada pandai besi.

Sementara itu, setelah disentuh oleh kelompok perajin seperti yang dikoordinir M Nuryakin, dengan arahan Narso, limbah kayu ulin tersebut bernilai ratusan ribu rupiah per unit.

Narso menambahkan, produk yang dihasilkan dari perajin di antaranya, cobek berbagai ukuran, lesung (lumpang) berbagai ukuran, mangkok, piring, asbak, tempat tisu, dan berbagai jenis peralatan yang lainnya.

Hasil penjualan dari bermacam-macam produk yang dihasilkan dari tangan terampil perajin di Serongga, Kelumpang Hilir, dalam satu bulan bisa mendapatkan juta rupiah.

Meski baru dua-tiga bulan beroperasi, hasil produknya sebagian besar dikirim ke pasar-pasar lokal, seperti Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Banjarmasin, dan sekitranya.

Bahkan bagian marketing juga mengirimkan sebagian hasil produksi kerajinan tangan berupa ukiran peralatan rumah tangga itu ke Bali, Surabaya dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Perajin M Nuryakin mengaku, optimistis bahwa hasil produksi kerajinan tangan yang ia kembangkan bersama rekannya, Narso, mampu menebus pasar nasional bahkan internasional.

"Karena produksi kami ini aman dan sehat, aman tidak ada getah kayu atau yang lainnya, bahkan cukup sehat (hygiene), dan ramah lingkungan," ujar Nuryakin menambahkan.

Menurut dia, usaha yang dikembangkan hanya memiliki pesaing produk arang, karena sama-sama menggunakan bahan baku dari limbah kayu ulin yang banyak ditemukan di lahan-lahan kelapa sawit atau yang lainnya.

"Usaha kami ini tidak memiliki pesaing, kecuali arang ulin. Arang diproduksi menggunakan bahan limbah kayu ulin dan harganya murah," ujarnya.

Sementara limbah ulin itu kalau sudah disentuh oleh tangan-tangan terampil nilainya hingga jutaan rupiah per unitnya.

Misalkan, lesung satu set lengkap dengan pemukul (alu) isi tiga pasang kisaran Rp250.000, cobek ukuran 80 centimeter kisaran Rp125.000 per unit dan yang lainnya.

Narso menambahkan, dalam satu hari perajin mampu memproduksi kisaran 60 unit, dengan rata-rata kisaran harga Rp100.000 per unit, dalam sebulan bisa menghasilkan 180 unit kerajinan, sehingga omzetnya bisa kisaran Rp180.000.000 per bulan.

Dikatakan, saat ini ia bersama Nuryakin mempekerjakan tukang berkeahlian bubut empat orang, finishing satu orang, dan pembantu umum dua orang.

"Perajin ada rencana menambah mesin bubut dan yang lainnya untuk meningkatkan produksi, secara otomatis kami juga akan menambah tenaga kerja tukang dan pemasaran," tambah Narso.

Sementara ini, pemasaran masih dilakukan secara konpensional atau invidual, namun permintaan sudah cukup tinggi.

Mereka juga berencana untuk merekrut pemasaran di setiap kota-kota besar di Indonesia, bahkan ditargetkan bisa menembus pasar internasional.

Membantu mewujudkan cita-cita tersebut, kini perajin mulai melengkapi administrasi atau legalitas usaha dan produk agar bisa menembus pasar internasional.

"Kami sudah dibantu instansi terkait, seperti Dinas Perindustrian Provinsi Kalsel, dan instansi lainnya di Kotabaru terkait legalitas usaha dan produksi," tutur dia.

In sya Allah, pertengahan September ini perajin asal Serongga, Kelumpang Hilir binaan pengusaha Narso ini diundang mengikuti pameran di Jakarta.

Sementara itu, kepala dinas perindustrian dan perdagangan Kabupaten Kotabaru belum berhasil dikonfirmasi terkait masalah tersebut.

Baca juga: 45 perajin unjuk tampil di Pameran Produk Unggulan Jatim
Baca juga: Presiden Jokowi dialog dengan perajin kayu asal Bali, ini obrolannya
Baca juga: 100 perajin kayu ukir Bali ikuti sertifikasi profesi
Baca juga: Perajin Tulungagung produksi tasbih berbahan kayu langka

***3***

Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020