Jakarta (ANTARA) - Gojek berkolaborasi dengan startup bidang lingkungan yakni Jejak.In meluncurkan fitur GoGreener Carbon Offset di aplikasi Gojek untuk menyerap jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari.

Co-founder & co-CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan bahwa inovasi teknologi ini merupakan sebuah komitmen awal Gojek untuk berkontribusi pada isu lingkungan yang sudah seharusnya menjadi fokus setiap orang.

"Kami akan terus mengembangkan inovasi ini agar dapat memberikan dampak yang lebih besar," ujar Kevin dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa.

Fitur ini akan tersedia melalui shuffle card GoGreener Carbon Offset pada aplikasi Gojek.

Pengguna dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan dan kemudian mengkonversikannya menjadi penanaman sejumlah pohon untuk penyerapan karbon.

Untuk memotivasi para pengguna Gojek dalam menggunakan fitur ini, Gojek akan menggandakan jumlah pohon yang ditanam pengguna pada enam bulan pertama sejak peluncuran.

Untuk memastikan transparansi, pengguna dapat mengakses dashboard yang tautannya dapat ditemukan di fitur GoGreener Carbon Offset untuk memantau foto dan pertumbuhan pohon, serta data lainnya seperti diameter dan tinggi pohon.

Penanaman pohon dilakukan oleh mitra konservasi GoGreener Carbon Offset, yaitu Lindungi Hutan yang bersama para petani akan membantu proses penanaman, pemantauan, dan pelaporan pertumbuhan pohon.

Upaya Gojek menggunakan teknologi untuk membantu masyarakat melestarikan lingkungan hidup turut diapresiasi oleh pemerintah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih sangat mendukung upaya kolaborasi masyarakat dalam pengembangan hutan kota di Ibukota.

"Kemudahan teknologi seperti ini menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyelamatkan lingkungan. Kami berharap ke depannya akan muncul inovasi-inovasi teknologi baru di bidang lingkungan," ujar Andono.

Upaya gotong royong ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk berperan aktif melestarikan lingkungan hidup dan mengembangkan hutan kota.

Sebelumnya, dalam rangka mendorong gaya hidup peduli lingkungan, Gojek telah meluncurkan inisiatif #GoGreener pada September 2019, yang memberikan pilihan bagi konsumen untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai.

Melalui inovasi tersebut, hingga Agustus 2020, Gojek berhasil mengurangi penggunaan 3 juta alat makan sekali pakai, setara 10,3 ton plastik. Pada layanan
transportasi, Gojek dan Astra telah berkolaborasi menjalankan uji coba penggunaan motor listrik di Indonesia.

Kolaborasi Jejak.in
Kevin percaya bahwa kolaborasi teknologi menjadi kunci penting untuk menjembatani setiap kebutuhan masyarakat.

"Gojek terus mengajak sesama anak bangsa seperti Jejak.in untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas melalui berbagai inovasi, termasuk di bidang lingkungan," ujar Kevin.

Selain itu, Kevin menilai Jejak.in merupakan mitra yang tepat untuk kolaborasi ini karena memiliki pengalaman dan keahlian di bidang pelestarian lingkungan hidup.

Jejak.in merupakan salah satu alumni program akselerator startup Gojek Xcelerate.

Lebih lanjut, mengenai kolaborasi Gojek dan Jejak.in, Head of Third-Party Platform Gojek, Sony Radhityo menjelaskan, third-party platform merupakan strategi Gojek menggali potensi penyedia layanan terbaik di bidangnya dan menggabungkan keahlian dengan ekosistem teknologi Gojek supaya dampaknya lebih luas.

"Bersama dengan Jejak.in, salah satu alumni Gojek Xcelerate, program akselerator startup Gojek yang diluncurkan pada September 2019 lalu, Gojek semakin memperkuat ekosistemnya untuk memudahkan pengguna beraktivitas sehari-hari," kata Sony.

Sebagai sesama perusahaan yang lahir dan berkembang di Indonesia, CEO & Founder Jejak.in Arfan Arlanda berharap kolaborasi bersama Gojek dapat memperkuat ekosistem teknologi untuk memperluas dampak sosial.

"Kami berharap semakin banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan dan melindungi kekayaan hayati dengan inovasi teknologi yang kami hadirkan. Sehingga, inovasi ini bisa dikembangkan secara berkelanjutan dalam skala yang lebih luas," kata Arfan.

Fase pertama akan menanam pohon jenis bakau (mangrove) di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk, DKI Jakarta, Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak, Jawa Tengah, dan Konservasi Laskar Taman Nasional Mangrove Park Bontang, Kalimantan Timur.

Untuk memastikan keberlanjutan, pengembangan fitur pada fase selanjutnya akan menambahkan opsi lokasi, jenis pohon, juga bentuk penyerapan karbon lainnya seperti adopsi pohon.

"Metode penghitungan jejak karbon dan penyerapan dengan pohon yang digunakan mengacu pada rekomendasi ilmiah berdasarkan peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dan berbagai referensi dari Intergovernmental Panel on Climate Change Guidelines (IPCC)," ujar Sony.

"Upaya yang dilakukan Gojek dan Jejak.in, juga sejalan dengan program pemerintah pusat untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29 persen di tahun 2030," Sony menambahkan.


Baca juga: Gojek sebut transaksi Gofood selama pandemi meningkat 20 persen

Baca juga: GoJek bantu pengembangan UMKM dengan teknologi

Baca juga: Gojek tetap prioritaskan kesehatan saat PSBB 14 September

Baca juga: Gojek tetap prioritaskan kesehatan saat PSBB 14 September

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020