Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong para santri Nahdlatul Ulama (NU) yang berada di luar negeri dapat meningkatkan diplomasi jalur kedua atau second track diplomacy untuk berkontribusi terhadap penyelesaian persoalan perdamaian dunia.

"Santri Indonesia, yang tentunya memiliki potensi dan peduli terhadap masalah perdamaian dunia, perlu memberikan kontribusinya melalui second track diplomacy yang dilakukan oleh aktor-aktor non-pemerintah," kata Ma'ruf Amin dalam web seminar Rois Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Antarnegara yang diselenggarakan secara daring, Selasa.

Diplomasi yang dapat dilakukan oleh para santri Indonesia di luar negeri tersebut antara lain dengan menyelenggarakan dialog antaragama, antarbudaya dan antarperadaban yang menjunjung Islam moderat dan toleran, kata Ma'ruf.

Baca juga: Ma'ruf Amin harap kiprah NU makin mendunia
Baca juga: Wapres sebut masalah netralitas ASN pada pilkada penyakit lama
Baca juga: Wapres Ma'ruf harap Uninus cetak tokoh-tokoh perubahan


"Di era digital, ini diplomasi yang dimaksud tidak hanya berbentuk komunikasi langsung, tetapi juga bisa melalui media elektronik dan cetak," tambahnya.

Dengan keberadaan para santri di luar negeri, Ma'ruf juga berharap kerja sama internasional yang selama ini dijalankan Pemerintah dapat semakin optimal melalui dialog yang mendukung demokrasi dan perlindungan hak-hak asasi manusia, termasuk bagi kelompok minoritas.

Ma'ruf juga meminta agar seluruh santri dapat ikut berperan aktif dalam misi perdamaian dunia, seperti yang telah dilakukan Pemerintah antara lain dalam mendukung kemerdekaan Palestina, mendorong terwujudnya perdamaian di Afganistan, serta membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State dan Filipina Selatan.

"Santri dapat berperan aktif berkontribusi pada perdamaian dunia. Peran ini dibutuhkan untuk memperkuat inisiatif-inisiatif yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia yang selama ini sangat aktif dalam berkontribusi kepada perdamaian dunia," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020